Waktu satu jam tidur di mana seharusnya ia bekerja, sangat cukup bagi Sena yang notabene jarang mendapat waktu istirahat jika bukan tidur malam, yang itu pun hanya sekitar empat sampai lima jam sehari. Jam sudah menunjukkan pukul lima lewat tiga puluh menit saat ia turun dari lantai atas rumahnya. Sena yang sudah rapi dan tampan dengan penampilannya yang mengenakan pakaian kasual, hendak pergi menuju bandara untuk menjemput Bianca, sang kekasih yang baru landing setelah perjalanannya dari Hongkong karena acara pemotretan. Saat Sena sudah berdiri di ujung anak tangga lantai bawah, kedua matanya memindai sekitar ruangan karena ia tidak melihat keberadaan Kinan. Meski sejatinya ia tidak terlalu peduli dengan sosok Kinan, tetapi setidaknya ia harus tahu apa saja yang perempuan itu lakuka