Rain mengendap-endap memasuki kamar besar miliknya yang tamaram itu sudah melepaskan sepatu, ia akan naik ke ranjang lalu pura-pura tidur. Rain berharap sekali Gabina belum bangun, ini sudah pagi namun masih gelap diluar, waktu subuh juga belum berlangsung. Namun saat masuk ia melihat ranjang sudah kosong, jantungnya langsung berpacu sangat kencang, istrinya sudah bangun. Habislah dia fikirnya, akan beralasan apa dia kepada sang istri. Wajahnya pun saat ini sedikit memar-memar, akan bagaimana dia menutupi ini. Ah mungkin bisa mengatakan tidak bisa tidur lalu pergi nonton diruangan keluarga takut menggangu Gabina, kemudian dia jatuh dan wajahnya menghantam lantai. Rain lantas melangkah ke kamar mandi untuk menyapa sangat istri. “Sayang?” Baru saja memanggilnya satu kali Rain langsu