When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Padahal tadi sangat menggebu-gebu kenapa saat bertemu Gabina hanya mampu diam sembari bersandar dipundak suaminya itu. Begitu pun Rain, ia ikut diam membiarkan Gabina bersandar di pundaknya dengan tangan Gabina yang ia genggam erat. Tatapan keduanya sama-sama mengarah pada jalanan dan lalu lalang pasar, berperang pada fikiran mereka masing-masing dimana Gabina sedang berfikir keras bagaimana untuk bisa kembali bersama, begitu pun Rain yang ingin Gabina selalu ada disebelahnya namun juga takut Gabina terseret masalahnya. “Bagaimana bisa sampai disini?” Gabina akhirnya memecah keheningan mereka, masih dengan bertahan dipundak suaminya itu. “Tinggal masukan alamat pada peta pencarian lalu biarkan mereka mengarahkannya.” “Hemm, jauh kan?” “Sebanding dengan hasilnya.” Rain menggerakka