Part 6 (Daveeka's POV)

699 Words
Kini kedua tanganku sudah di ikat olehnya, sehingga membuatku tak bisa menggerakkan kedua tanganku. Sedangkan kedua mataku ditutup, oleh sebuah kain hitam, sehingga kini aku tak bisa melihat apa-apa. "Kau siap?" tanyanya. "Siap pak" jawabku. Plak. . . Sebuah tamparan mendarat di paha kananku, sehingga membuatku langsung merapatkan kedua kakiku, dan untungnya tidak diikat juga olehnya. Rasanya begitu perih, karena ia menamparnya dengan begitu keras, dan kuyakin sekarang pasti jadi memerah. "Kau lupa? Kalau sedang berada di rumahku, jangan memanggilku Bapak, panggil aku Daddy, atau Master!" ujarnya. Oh si*l! Aku lupa dengan hal yang satu itu, dan pantas saja ia menampar pahaku. "I-Iya master" jawabku, dengan sedikit gugup. "Good!" ucapnya. Dan setelah itu suasana menjadi hening seketika, ia tak berkata apa-apa lagi. Tapi tiba-tiba, kurasakan jari-jari, yang bermain di kedua gundukkanku, mulai dari meremasnya, menariknya, hingga memilinnya. Lalu kurasakan sesuatu yang basah, yang menggelitik gundukkanku, sehingga membuatku jadi merasa geli. Sedangkan di bagian perutku, aku juga merasakan ada sebuah tangan yang bermain di sana, sehingga membuatku jadi merasa semakin geli. Tapi setelah itu, aku tak merasakan kedua hal itu lagi, dan suasana kembali menjadi hening. Tapi beberapa saat kemudian, aku merasakan ada sesuatu yang besar, yang mencoba masuk ke dalam milikku, sehingga membuatku menggigit bibirku dengan kuat. "Jangan ditahan! Keluarkan saja desahanmu itu!" cetusnya. Dan pada saat itu pula, aku merasa sesuatu itu, yang terus menorobos masuk ke dalam milikku. "Arghhhhhhhhhh" aku berteriak, saat sesuatu itu yang sudah masuk dengan sempurna. Rasanya begitu sakit, tapi nikmat juga. "Bersiaplah" katanya. Sebentar, bersiap untuk apa? Dan, apa yang kini berada di dalam milikku? Apakah milik, pria b******k ini? Jika iya, kenapa ukurannya jadi lebih besar? Karena, aku ingat benar, ukuran miliknya yang tidak terlalu besar. Belum sampai pada kesimpulan itu, tapi aku sudah dikejutkan oleh sesuatu itu, yang bergerak, dan bergetar di dalam milikku, sehingga membuatku langsung meliuk-liukkan tubuhnya. "Aahhhhh aaahhhhhhh yessssss ouhhhhhh" "Kenapa aku jadi mendesah nikmat seperti ini?" batinku, sambil mengutuki diriku sendiri. "Aaahhhhhh yeaaah faster aaahhhhhh" "Mulut si*lan! Kenapa mengatakan hal itu?" batinku, yang terus mengutuki diriku sendiri. "Good, aku akan menambah kecepatannya" ucapnya. Apa? Kecepatan? Sebentar, jadi yang menggaruk milikku adalah se*s toys? Bukan miliknya? Argh, sialan! Jadi aku sedang melakukannya dengan se*s toys, bukan dirinya. Tapi jika boleh jujur, se*s toys ini terasa jauh lebih nikmat, dari miliknya, sehingga membuatku ingin segera sampai, pada or*asmeku yang pertama. Tapi tiba-tiba, ada sesuatu yang menggelitik bibirku, sehingga membuatku menggerakkan kepalaku ke kiri dan ke kanan. "Buka mulutmu!" cetusnya. Apa? Buka mulut? Kenaoa ia menyuruhky untuk membuka mulut? "Buka mulutmu! Atau kau akan mendapat, yang lebih parah dari ini!" bentaknya. Aku pun langsung membuka mulutku. Dan dapat kurasakan sesuatu yang besar, yang menorobos masuk ke dalam mulutku, sehingga membuatku hampir saja tersedak. Lalu kurasakan sesuatu itu, yang bergerak keluar masuk dari dalam.mulutku, dan terasa cukup lunak, tidak seperti se*s toys. Ataukah ini adalah miliknya Kwang Ho? Aku terus meliuk-liukkan tubuhku, dengan dibarengi oleh miliknya Kwang Ho, yang keluar masuk dari mulutku. Namun tidak cukup di situ saja, karena aku merasakan kedua gundukkanku, yang ditarik dengan sangat kencang, sehingga rasanya begitu sakit. Tapi di bawah sana, aku merasakan milikku yang sudah mulai berkedut. Lalu segera kupalingkan wajahku, sehingga miliknya Kwang Ho keluar dari mulutku. Plak. . . Tiba-tiba sebuah tamparan mendarat di pipi kananku, sehingga membuatku meringis. "Jangan dikeluarkan!" bentaknya. Err, si*lan! Pipiku jadi terasa panas, karena tamparannya. Lalu ia kembali memasukkan miliknya ke dalam mulutku, dan menggerakkannya lagi keluar masuk. Tapi tiba-tiba aku merasakan sebuah cairan, yang keluar dari dalam milikku, dan mengalir keluar. Dan kini aku merasakan tubuhku, yang begitu lemas, karena or*asmeku. Tapi Kwang Ho, terus saja menggerakkan miliknya di dalam mulutku, hingga dapat kurasakan miliknya yang semakin membesar. "Daveekaaaaaaa" erangnya, dan saat itu pula, kurasakan miliknya yang menyemprotkan cairan di dalam mulutku. Karena masih merasa lemas, aku pun tak menelan cairannya, dan hanya menbiarkannya saja, sehingga keluar dari dalam mulutku. "Mulutmu memang selalu nikmat, sayang" katanya, sambil menarik keluar penisnya, dengan paksa. "Tolong keluarkan se*s toys itu, master" ucapku. "Oh iya, aku hampir saja lupa" ucapnya, yang segera menonaktifkan se*s toys itu, dan menariknya keluar dari dalam milikku. Merasakan benda itu, yang berhasil keluar dari milikku, membuatku menghela nafasku dengan lega. To be continue. . .
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD