"Kau masih menyebutnya ayah, Mei?" tanya Kinanti merasa aneh. "Ya, mungkin. Aku akan tetap memanggilnya dengan sebutan ayah. Meski suatu saat nanti aku telah menemukan ayah kandungku." Meisya menjawab. "Kalau begitu, kenapa kau masih tak ingin menemuinya?" tanya Kinanti. "Kalau itu, adalah urusan yang berbeda, Bu. Aku masih menganggapnya seorang ayah, tapi itu tidak lantas menghilangkan rasa traumaku akibat perilakunya pada keluargaku, Bu." Meisya mengenang bagaimana Satya yang memperlakukan suaminya bagai sampah dulu. Kinanti hanya menghela napasnya. "Baiklah, itu terserah padamu. Aku bisa memaklumi semuanya, Mei." Mereka pun terdiam sejenak dan berkutat dengan pikirannya masing-masing. "Mei ... kau tau, siapa yang membuat Rudi kecelakaan?" tanya Kinanti. Meisya menggeleng.