Petir menyambar dengan cahaya putih yang menjilat dari luar jendela. Aliran air terlihat berjejak dari kaca, saling berkejaran, menggabung dari tetes ke tetesan lainnya. Hati gelisah menatap pada halaman rumah, tak ada tanda-tanda seseorang akan datang. Meisya merasakan malam semakin dingin, dia belum ingin menutup salah satu tirai di ruang tamu. Meski udara yang berembus semakin kencang dari celah jendela, hanya saja ia berharap untuk melihat suaminya datang. Jarum jam yang bergerak terus mengitari titik sumbu. Hingga tengah malam berlalu, wanita itu terkulai sambil tertidur di sofa. Dia menunggu sang suami yang bahkan sampai saat ini belum ada kabarnya. Ratusan panggilan yang ia lakukan tak ada satu pun yang terjawab, bahkan tersambung pun tidak. Begitu pun pesan, tak ada yang satu p