Panas terik matahari sudah menyengat, angin yang sepoi-sepoi sudah mulai menggebu menggoyang-goyang nyiur di pinggir jalan. Aroma air laut tercium dari kejauhan. Segar dan begitu kental dengan suasana pantai. Tak jauh dari sana, Meisya berdiri. Di antara pohon-pohon sawit yang mulai mengering. Bukan karena tanah ini tandus, melainkan karena pohon-pohon sawit tua ini memang sudah harus diganti dengan tanaman baru. Dahi wanita itu mengerut sambil ia menyipitkan matanya karena menahan silaunya matahari siang itu. Kontur tanah yang merupakan perbukitan, membuat Meisya yang berdiri di lahan ini dapat melihat suasana pantai dari kejauhan. Perjalanan ke mari cukup memakan waktu, ia berangkat usai mengurusi segala persiapan untuk Rudi dan sekarang tiba di sini setelah waktu hampir sore hari. Sep