When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
“Ketua tidak memberikan komentar apa pun mengenai, Nyonya. Mungkin nanti bila ketua datang akan melihat dan mengurusnya sendiri. Kami hanya diminta memastikan Nyonya baik-baik saja, sampai ketua pulang nanti.” Purnomo menjelaskan. Meisya pun tersenyum. “Baiklah, kalau begitu. Tolong panggil anak-anak dan Miss Susan.” “Iya, Bu.” Pur pergi, sementara Meisya mulai menikmati makanan yang ada di hadapannya. * Sepasang telinga mencuri dengar dari pembicaraan di meja makan. Matanya tak melihat ke sana, namun telinganya terfokus pada kalimat-kalimat yang terlontar dari percakapan antara Meisya dan Purnomo. ‘Kalau Si Rudi nolak gue tinggal di sini, bisa gawat. Pergi ke mana lagi ya gue? Mana mungkin pergi ke rumah ibu sama bapak lagi. Bisa mati dikebiri aku!’ Alya berpura-pura membersihkan de