"Silakan, Nek." Di dalam cangkir keramik itu Rudi suguhkan seduhan teh hijau untuk sang nenek. Belum terlalu siang, Nenek Darwati sudah menyempatkan diri untuk hadir ke rumah Rudi dan Meisya. Sang Nenek mengedarkan pandangannya ke area ruang tamu rumah Rudi dan Meisya itu. Ruangan yang tidak terlalu luas untuk rumah keluarga besar. Dekorasi sederhana dan juga sofa biasa berwarna coklat satin pemberian developer, karena Meisya dulu membeli rumah ini dalam keadaan fully purnished. "Terima kasih, Rud. Ke mana Meisya?" tanya sang nenek. Rudi bingung harus menjawab apa. Bahkan sudah dapat ia duga, jika saat ini Meisya sedang mengomel sebab Rudi menerima neneknya untuk masuk. "Dia sedang beristirahat, Nek." Dalam hati Rudi, semoga Nenek Darwati tak memaksanya untuk memanggilkan istriny