When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Velina menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri guna mencari sepupunya yang telah berjanji akan menjemputnya. Namun ia tak bisa berharap lebih. Pasalnya, ia melarang sepupunya sendiri untuk menjemputnya dengan dalih ia bisa pulang sendiri. Ia sedikit menyesal karena telah mengatakannya. Sekarang ia tidak tahu harus bagaimana. Ponselnya lowbat karena lupa tidak di isi. Ia merutuki dirinya sendiri karena tak mengisi ponselnya semalam. Tak mungkin jika ia meminjam ponsel orang yang tak di kenal. Selang beberapa lama, Velina menemukan sosok yang sangat di kenalinya. Ia merupakan Raka, sepupunya. Velina bernafas lega. Akhirnya ia tak perlu pusing-pusing memikirkan bagaimana caranya untuk pulang. Dengan segera, Velina menghampiri Raka dengan senyum lebar. “Kamu menjemputku? Aku kira kamu tida