When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Velina keluar dari ruangan Ferdi dengan perasaan kalut. Ia masih bisa mendengar bagaimana Ferdi terus berteriak untuk menyuruhnya pergi. Velina menatap Ferdi di dalam sana, pria itu masih berusaha melemparkan apa pun yang ada dalam jangkauannya. Hingga terpaksa, sang dokter menyuntikkan zat penenang untuk pria itu. Velina tidak menyangka jika Ferdi bisa sekacau itu, ia kita, Ferdi akan baik-baik saja saat dirinya sudah tidak lagi dalam jangkauannya. Sikap Ferdi yang selalu bahagia dan terlihat biasa-biasa saja dalam menghadapi masalah membuatnya yakin bahwa pria itu pasti akan menerimanya. Ternyata, apa yang dalam pikirannya salah besar. Bahkan Ferdi lebih hancur dari pada Aruna, sahabat sekaligus istri pertama Radika. Rasa bersalah Velina membuatnya enggan untuk menapakkan kakinya di ke