When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Velina ingin menyusul kepergian mereka, namun Dewi tiba-tiba menarik tangannya kemudian menggelengkan kepala. Velina menatap Dewi seolah bertanya ‘kenapa?’. “Kamu tidak perlu ikut dengan mereka, kamu ingin mempermalukan keluarga kita?” tanya Dewi kesal. “Tapi, Bu. Ferdi membutuhkanku. Aku tidak mungkin meninggalkan begitu saja, bagaimana pun juga, dia adalah orang yang begitu berharga bagiku,” ucap Velina pilu. “Berharga? Itu dulu. Sekarang tidak. Kamu sudah milik orang lain sekarang. Tidak patut seseorang yang menyandang status istri memikirkan pria lain.” Aruna menatap kedua wanita di depannya jengah. Pemandangan di depannya ini benar-benar membuat matanya sakit. “Velina, kamu di sini saja, ya. Aku yang akan mengurus Ferdi. Jangan khawatir, aku bisa mengatasinya,” ucap Aruna berus