Jika Alan bersama Lp, maka orang-orang akan berpikiran hubungan keduanya merupakan ayah dan anak. Jangan ditanya bagaimana sayang Lp kepada Alan. Sebenarnya tidak hanya kepada Alan, bahkan Lp juga sayang kepada Yusuf. Perlu diketahui, Yusuf adalah anak dari temannya yang bernama Agam. Lp sangat menghormati Agam sebagai sosok yang sangat mengubah hidupnya. Jika tidak bertemu dengan Agam, mungkin hidupnya benar-benar diambang kekacauan yang sangat besar.
"Gimana keadaan Hana?" tanya Lp. Berhubung Hiro sudah pulang dari rumah sakit, maka Lp langsung mengantar Alan. Apalagi ia juga harus ke perusahaan sehingga tidak bisa menjaga Alan seharian.
"Alhamdulillah udah mendingan. Makasih ya." Lp sangat-sangat berterima kasih.
"Santai aja." Lp melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. "Udah mau jam sebelas, gue pamit dulu."
Sebelum Lp pergi, Hiro kembali mengucapkan terima kasih. Lp sangat-sangat mengejar waktu. Apalagi hanya ada Zero di perusahaan. Sebenarnya Agam juga menghandle perusahaan dari jarak jauh. Tapi tetap saja Lp harus berada di perusahaan karena pekerjaan cukup menumpuk.
Lp pergi dengan menggunakan mobil yang sudah lama ia beli. Dulu ia tidak akan pernah berpikir untuk mempunyai mobil. Jangankan punya, untuk mimpi saja ia sangat malu sekali. Tapi nyatanya kehidupan benar-benar berputar. Dari yang tidak memiliki apa-apa. Dihina sana sini, bahkan sampai di anggap sebagai sampah, nyatanya bisa seperti sekarang. Meskipun begitu, Lp tidak menjadi seseorang yang memiliki kepribadian sombong. Dia aktif menjadi donatur dari beberapa panti asuhan dan juga sekolah untuk anak yatim piatu. Sebenarnya penghasilan Lp dan yang lain tidak beda terlalu jauh. Mungkin yang memiliki penghasilan paling banyak adalah Hiro karena ia juga mewarisi saham perusahaan dari papanya.
Baru tadi tertawa dengan tingkah lucu Alan, kini Lp seperti orang yang tidak ada semangat hidup lagi. Sepertinya ia terlalu banyak berpikir. Tolong beritahu bagaimana cara agar tertarik dengan seseorang. Kenapa Lp tidak ada rasa ketertarikan dengan perempuan-perempuan yang ia temui? Padahal kalau dipikir-pikir mereka sangat-sangat baik sekali. Apalagi ada salah satu client yang ingin menjodohkan anaknya dengan Lp. Tapi rasa tertarik itu tidak ada. Lp malah takut menyakiti perempuan lain padahal di dalam hatinya masih ada orang lain.
Apa ini hukuman untuk Lp karena meninggalkan sang mantan istri? Tapi Lp punya alasan kenapa melakukan itu. Tapi apa boleh buat karena hanya ada kata penyesalan yang menemani hari-harinya.
Lp sudah sampai ke perusahaan. Ia langsung masuk. Beberapa karyawan menyapa dan Lp membalas sapaan tersebut. Lp tidak langsung menuju ke lantai tujuh dimana ruangannya terletak. Ia mampir ke ruang HRD lebih dulu.
Lp baru ingat jika dirinya sekarang tidak memiliki sekretaris. Sekretarisnya diambil oleh Zero. Memang temannya satu itu tidak bisa ditebak sama sekali. Padahal sekretaris Zero yang berhenti bekerja karena ingin membuka bisnis sendiri, namanya Ardan. Tapi Zero malah mengambil sekretarisnya yang bernama Eka. Perlu diketahui, tidak ada sekretaris perempuan di perusahaan ini. Hal ini sudah menjadi komitmen mereka dari awal. Agam sangat menjaga perasaan istrinya, jadi semua yang ada di lantai atas adalah laki-laki. Ternyata hal ini sangat bagus untuk menghindari pertengkaran yang tidak perlu di rumah tangga. Apalagi perlahan-lahan yang lain akan membina rumah tangga. Kini memang hanya Agam dan Hiro. Tapi selanjutnya bisa Zero, Yu atau bahkan dirinya. Mereka juga ingin menikah seperti orang-orang pada umumnya. Apalagi usia mereka akan memasuki kepala tiga dua tahun lagi.
Kenapa Zero tidak mengambil Dimas saja? Kenapa harus Eka? Karena Zero hanya berani melakukan itu kepada Lp. Berhubung Lp baik, jadi dia akan mencari sekretaris baru. Apalagi ia paling bisa mencari latar belakang seseorang. Pokoknya jangan macam-macam dengan Lp. Apalagi kalau seseorang itu hobi berkomentar kasar di sosial media walaupun menggunakan akun palsu, Lp bisa mengetahuinya. Bahaya bukan kalau ia mempekerjakan orang-orang yang tidak bisa dipercaya. Mana dulu pernah kejadian proyek besar gagal total karena seseorang yang tidak baik. Jadi untuk posisi tertentu, Lp dan yang lain akan menyeleksi dengan sangat ketat.
Lp mengetuk pintu ruang HRD. "Masuk," jawab dari dalam. LP langsung masuk. Berhubung mereka melihat siapa yang datang, tentu saja semua yang ada di ruangan tersebut langsung berdiri. Bahkan mereka tampak ketakutan. Padahal wajah Lp tidak ada garang-garangnya sama sekali.
Lp menyuruh semuanya untuk duduk dan tetap melanjutkan pekerjaan. Ia hanya meminta dokumen dari orang-orang yang mengantarkan lamaran pekerjaan posisi sekretaris.
"Soft File atau hard file, Pak?"
Ada pilihan untuk orang-orang yang mengajukan lamaran pekerjaan. Bisa melalui email perusahaan atau bisa mengantar langsung. Semua sama saja, tidak ada perlakuan khusus. Semua di cek satu persatu. Perusahaan mereka bukan perusahaan yang akan menerima karyawan karena hubungan kekeluargaan. Jadi jangan harap karena ada keluarga, bisa masuk dengan mudah. Ada beberapa tes yang memang sesuai dengan posisi yang dilamar. Jadi hal yang paling ditekankan oleh perusahaan kemampuan dan tingkah laku.
"Hard saja," jawab Lp. Ia tidak ingin menatap layar laptop terlebih dahulu karena matanya cukup sensitif beberapa hari ini. Mungkin minus matanya bertambah.
"Sebentar, Pak." Kesibukan HRD mulai terlihat. Mereka menyusun beberapa berkas lamaran baik yang dikirim secara online maupun offline. "Maaf, Pak. Sepertinya butuh waktu karena ada beberapa file yang belum di cetak."
"Tidak masalah, saya tunggu."
"Ba-baik, Pak." Ada sedikit tekanan yang mereka rasakan. Ada yang tiba-tiba berkeringat padahal Lp hanya menunggu saja. Tidak salah juga jika ada beberapa file yang belum dicetak, apalagi Lp meminta secara mendadak seperti sekarang. Berhubung sudah ada di ruangan ini, lebih baik Lp menunggu daripada mereka yang mengantar ke ruangannya.
Lp membaca majalah-majalah serta buku-buku yang tersedia di ruangan tersebut. Daripada melihat ponsel, matanya akan berair. Maka sembari menunggu ia memilih untuk membaca buku. Setidaknya ia tidak menunggu sambil termenung dan malah teringat yang tidak-tidak.
Beberapa menit kemudian, ketua HRD langsung mengatakan jika hard filenya sudah ada. Ternyata banyak juga yang melamar.
"Biar saya bawa, Pak."
"Tidak perlu, saya bisa sendiri." Lp menolak karena pada hakikatnya ia memang bisa sendiri. Saat Lp mengambil dokumen tersebut, matanya tidak sengaja melihat tempat sampah.
Lp tidak jadi mengambil tumpukan hard file di atas meja. Dia melangkah menuju ke tempat sampah tersebut. Ia melihat ada lembaran seperti CV seseorang. Lp langsung mengambilnya. "Ini apa?" tanya Lp meminta penjelasan.
Semua langsung terlihat panik. Terutama ketua HRD yang berusaha keras memberi penjelasan kepada Lp. Padahal perusahaan sudah melarang membuang dokumen-dokumen lamaran sembarangan. Bahaya jika diambil oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Apalagi ada identitas lengkap di Cv tersebut.
"Apa kalian lupa kebijakan perusahaan?" Tadi Lp sangat santai, tapi sekarang ia berubah menjadi tegas dan sangat serius.
Permintaan maaf langsung terdengar. Lp menghela nafas panjang. "Untuk sekarang, hanya saya yang tahu. Kalian boleh bernafas lega. Tapi Kalau Pak Agam dan Pak Hiro yang tahu, saya tidak tahu apa yang akan terjadi." Lp memberi penekanan agar hal ini tidak terulang lagi. Semua yang ada di ruangan hanya bisa menunduk.
Lp mengecek satu persatu lembaran tersebut. Ia membaca dengan teliti. Sampai pada lembaran ke lima. Jantungnya langsung berdetak sangat cepat.
"Jihan?" lirihnya. Tangan Lp benar-benar bergetar saat membaca lembaran kelima tersebut. Cv seseorang yang selalu menghantui hidupnya beberapa tahun ke belakang.
Orang-orang di dalam ruangan langsung diliputi kebingungan. Siapa Jihan yang disebut oleh sang atasan. Tapi tidak ada yang berani berbicara.
Kali ini Lp tidak salah. Selain namanya yang sama, gambar yang ada di CV tersebut juga Jihan. Setelah delapan tahun dan ia baru melihat gambar Jihan. Memang hanya gambar, tapi mampu memporak-porandakan hati Lp. Selama ini, ia tidak mencari tahu apapun tentang Jihan. Padahal itu hal yang mudah bagi Lp. Dia juga tidak melihat gambar Jihan. Jadi jangan tanya bagaimana perasaan Lp sekarang.
Apa maksud ini semua? Apa ada kesempatan kedua bagi Lp?
"Pak," panggil ketua HRD karena Lp terdiam cukup lama sambil melihat satu lembar kertas.
Lp langsung tersadar setelah pikirannya mendadak kacau. Ia menarik nafas dalam-dalam. Lp masih di perusahaan, ia tidak boleh menjadi sosok yang tidak profesional. Apalagi kalau tiba-tiba Lp menangis. Tidak lucu bukan kalau itu terjadi.
"Maaf," ucap Lp. "Bu Ina bilang apa?"tanya lagi.
"Maaf, Pak. " Bu Ina yang merupakan ketua HRD langsung minta maaf.
"Ini kenapa dibuang?" tanya Lp. Jika dia tidak melihat tempat sampah tersebut, mungkin Lp tidak akan melihat gambar Jihan. Apalagi mantan istrinya tambah cantik di gambar tersebut. Baru gambar saja sudah membuat Lp terjerat.
Bu Ina langsung menjelaskan. Beberapa CV tersebut tidak memenuhi kriteria yang dicari oleh perusahaan sehingga pada tahap administrasi langsung tidak lolos.
Sebenarnya Lp tidak ingin ikut campur dalam perekrutan karyawan selain perekrutan khusus posisi sekretaris untuknya. Tapi karena ada Cv Jihan maka Lp mau tidak mau menjadi ikut campur. Terserah mau dibilang tidak profesional atau bagaimana. Sudah masuk ke sini, Lp tidak akan melepaskan begitu saja. Dia tidak mencari, tapi Jihan datang sendiri. Lp akan menyambutnya dengan baik.
"Ini kenapa?" Lp menunjukkan satu Cv karena yang dijabarkan di CV tersebut sudah cukup memenuhi kriteria untuk posisi Copywriting.
"Maaf, Pak. Setelah anggota saya cari tau, ternyata pemilik CV ini pernah masuk penjara."
Deg.
"Apa?" Lp pasti salah dengar.
Bu Ina kembali mengatakan fakta yang sudah diselidiki dengan baik oleh anggotanya. Tentu saja mereka tidak langsung menggagalkan tanpa alasan.
"Ulangi lagi," ucap Lp. Dia masih belum percaya. Bahkan tubuhnya mendadak kehilangan tenaga.
Bu Ina kembali mengatakan sesuai dengan permintaan sang atasan. Bahkan bukti dari perkataan tersebut juga diberikan sebagai penguat. Lp memegang meja karena tubuhnya hampir jatuh. Tentu saja hal itu membuat seiri ruang HRD langsung panik.