Bab 1. Kedatangan Saka.
Pagi sekali ketika sinar matahari baru saja menampakkan cahayanya, Milla di perintahkan kakaknya untuk menjemput putra semata wayangnya, Saka Abisatya. putra tunggal Dari pasangan Herlina Rosmalia dan Aji Abisatya.
Saka telah menyelesaikan S1 dan S2 nya di universitas terkenal di Australia. ia memutuskan untuk pulang lantaran sudah 5 tahun ia tak menginjakkan kakinya di tanah kelahiran tercinta, negara kebanggaan yaitu negara indonesia tercinta.
5 tahun adalah waktu yang cukup lama, di mana keadaan sudah berubah. begitu pula dengan tantenya, Tante Milla.
Gadis yang masih kuliah semester 6 tersebut berubah menjadi gadis dewasa yang cantik dan modis, berbeda jauh dengan waktu 5 Tahun yang lalu. ia terlihat masih polos dan dekil.
Usia mereka memang terpaut cukup jauh, saka yang 6 Tahun lebih tua dari Milla tak menyangka, tantenya berubah menjadi perempuan cantik dan menarik.
Hampir saja ia tak mengenali, Milla. yang duduk di ruang tunggu dan menunggu Saka di kedatangan internasional di bandara Sukarno Hatta.
Betapa terkejutnya seorang Saka, bertemu dengan Milla.
"Hei, lihatlah Tanteku sangat cantik sekali!" serunya seraya memeluk Milla dengan erat.
"Bagaimana kabarmu saka? kau tidak membawa pacarmu ke sini?" Godanya, ia tahu bahwa keponakannya ini adalah laki-laki play boy di sana.
"Siapa yang sudi menjadi pacarku, lihatlah Tante? keponakanmu sangatlah dekil, mana mungkin ada yang mau denganku?" ucap laki-laki bertubuh tinggi dan kekar itu, Milla hanya menghela nafas mendengar ucapan saka.
Milla juga tidak menyangka, Saka bertumbuh dengan cepat. Bahkan tingginya sudah dua kali lipat dengan tingginya
"Aku sangatlah lapar, saka! kita cari sarapan terlebih dahulu untuk mengganjal perut," Saka tersenyum tulus ke arah Tante Milla, ia sangat gemas melihat ekspresi Tante Milla yang tengah kelaparan.
sebelum ia keluar dari bandara, Milla dan Saka menyempatkan mampir ke outlet roti dan kopi di sana.
Milla sangat puas, ketika perutnya sudah terisi! karena jika ia merasa lapar, Milla akan merasa pusing dan mual layaknya wanita yang tengah hamil muda.
Saka mengambil ponselnya yang berada di saku celana, ia tak ingin melewatkan kebersamaanya dengan Tante milla pagi itu.
Bahkan ia juga mengunggah fotonya di salah satu akun media sosialnya, tak ada yang percaya dengan caption yang Saka buat.
Secepat kilat banyak pesan masuk, bahkan teman-teman satu universitas dengannya banyak yang meminta untuk melakukan panggilan vidio hanya sekedar ingin tahu dan berkenalan dengan Milla.
"Tan, cobalah lihat! mereka semua tidak ada yang percaya bahwa Tante Milla adalah tanteku. bahkan banyak yang menduga Tante adalah calon istriku!"
"Ha...ha...ha, astaga! ada-ada saja mereka, kenalkan aku pada temanmu yang pintar Saka? siapa tahu ada yang cocok!" Serunya, Tante Milla sangat mudah sekali akrab dengan orang lain, banyak temannya yang nyaman berada di dekatnya.
"Tidak ada yang lebih pintar, dari laki-laki tampan didepan mu ini!" Tante Milla heran dengan Saka yang penuh percaya diri. namun dari perkataan Saka memang benar adanya, Saka adalah lulusan terbaik pertama Tahun ini. tentu saja diam-diam Milla sangat kagum dengan keponakannya yaang play boy tersebut.
"Hari ini oma memasak begitu banyak menu, jadi kita mengganjal perut dengan roti ini saja!" pekiknya, Milla tahu, ibunya sangat sedih jika anak atau cucunya tidak memakan masakannya.
"Baiklah, Saka! jum kita pulang!" Saka tiba-tiba menggandeng tangan Tante Milla, mereka berdua berjalan beriringan dengan menggenggam tangan satu dengan yang lainnya.
Di parkiran Milla kesulitan mengunci sabuk pengamannya, Saka yang berada di tempat sampingnya mencoba membantu.
Jarak mereka semakin dekat hingga tak bersekat, hangatnya hembusan nafas Milla juga bisa Saka rasakan. entah ada angin dari mana membuat mereka berdua saling menatap.
Jantung Milla serasa berdetak tak beraturan, sorot mata Saka sangat tajam menembus manik-manik mata Milla.
Tak sengaja Tangan saka menyentuh Paha Tante mudanya itu, membuat keduanya semakin canggung.
"Bibir itu sangat Menggoda, wangi tubuhnya membuat aku menjadi orang gila yang menginginkan tanteku sendiri!" gumamnya dalam hati.
Tante Milla hanya diam tak bersuara, seperti memberi lampu hijau pada Saka untuk melakukan lebih dari ini.
Milla Rosmalina wanita berusia 21 tahun itu, sudah terbiasa dengan pakaian sexy nya. tak khayal sering sekali membuat mata para laki-laki dimanjakan oleh lekuk tubuhnya yang menonjol.
karena salah pergaulan membuat ia yang dulunya lugu sekarang lebih berani, namun untuk urusan percintaan ia masih takut. berbanding terbalik dengan penampilannya yang berani.
Meskipun ia sering jalan dengan teman-temannya, Milla selalu menjauhkan diri dari laki-laki. ia hanya ingin dekat dan menikah dengan laki-laki yang akan di pilihkan oleh ibunya kelak.
Termotivasi dengan kakaknya Lina, ibu dari saka. yang dulunya juga dijodohkan oleh orang tua mereka. hingga detik ini tidak pernah Milla melihat mereka bertengkar sekecil apapun itu, bahkan hingga Saka sudah menjadi laki-laki dewasa seperti ini.
ini adalah hal pertama bagi Milla sedekat ini dengan laki-laki, dan itupun keponakannya sendiri. berbeda dengan Saka, yang sering Gonta-ganti pacar.
Apa lagi kehidupan disana yang bebas lantaran ia jauh dari keluarga dan orang tua, membuat Saka hidup seperti apa yang ia mau.
"Maaf Tante, aku tidak sengaja!" Milla membenarkan duduknya kembali, papa ada meeting ya dan mama masih sibuk memasak dengan nenek?" tanya Saka, memecah kecanggungan mereka.
"Benar Saja Saka, mas aji sangat sibuk hari ini di kantornya, ada meeting yang sangat penting yang harus dihadirinya! mamamu juga sedang sibuk menyambut anak kesayangannya ini nih!" seraya menunjuk ke arah Saka yang masih tertegun membayangkan Tante Milla.
"Duh, Saka! jangan bodoh, itu tante mu sendiri" Saka terus ngedumel dengan dirinya sendiri. pesona dari Tante Milla sudah membuat pikirannya kotor kemana-mana.
"kita langsung pulang saja saka, mamamu sudah merindukanmu!" Saka melakukan mobilnya dengan jenjang membelah jalanan yang tidak terlalu macet, karena hari ini masih sangat pagi sekali.
Ditengah perjalanan Milla mencoba mengakrabkan dirinya kembali sebagai Tante Saka, membuang rasa canggung yang seharusnya tidak perlu ada.
"Saka, meski aku masih muda darimu aku adalah Tantemu, boleh dong jika ada kesulitan dalam mata kuliah aku bertanya kepadamu?" Saka melempar senyum yang tulus kepada Milla. seraya memegang tangan Milla dan menggenggamnya eram.
"Boleh, Tante! Saka akan selalu ada untuk bantuin, Tante. Tapi jika papa tidak menyuruhku untuk membantunya di kantor saja! karena jika aku sudah mengurus perusahaan, pasti waktuku habis untuk di Kantor," Saka memang akan menjadi calon pewaris tunggal perusahaan papanya yang susah payah dibangun untuk membesarkan dan menyekolahkan dirinya.
Mas Aji telah banyak membantu keluarga Milla, bahkan biaya kuliah Milla juga ditanggung mas Aji, papanya Saka.