Hachi

823 Words
"Bapak udah gila, ya?!!" Via sudah tidak peduli lagi dengan yang namanya tata krama atau segala t***k bengeknya itu. Mau dia itu atasannya kek, bosnya kek, tokek kek ataupun siapanya kek! Dia tidak peduli lagi, karena tindakan yang dilakukan Agam tadi sudah melewati batasan. Agam menyandarkan punggungnya pada kursi mobil lalu menatap Via dengan datar, "Alhamdulillah saya masih waras." Ujarnya santai. Jawabannya itu benar-benar membuat Via ingin mencakar Agam saat ini juga. Via benar-benar tersulut emosi, wajahnya sudah merah padam menahan amarah. "Bapak pikir dengan Bapak menjadi atasan saya, Bapak bisa berbuat seenaknya HAH?!" dia menunjuk muka Agam dengan jarinya sambil melotot lebar. Agam menghela nafas kasar, "jadi pacar pura-pura saya, tenang saja itu gak cuma-cuma. Saya bakal bayar kamu." Kali ini ucapan Agam sudah sangat keterlaluan, Via sudah kembang kempis di tempatnya mungkin bila tidak bisa mengendalikan emosi Via sudah menampar wajah mulus Agam itu. Agam merupakan malaikat berjiwa setan. DIA KIRA HARGA DIRI VIA SERENDAH ITU?!! "Mau kemana kamu?!" Agam mencekal tangan Via saat Via hendak membuka pintu mobil, ia menatap kearah Agam dengan benci. "tentu saja saya akan pergi dari manusia rendahan macam Bapak!" tegasnya. "Jaga ucapan kamu! Saya atasan kamu kalau kamu lupa!" Agam sepertinya tidak terima dikatakan seperti itu oleh Via. Via tersenyum mengejek, "terus Bapak bisa berbuat seperti ini ke saya mentang-mentang saya bawahan Bapak? Bapak pikir saya wanita apa? Kalau Bapak mau cari pacar pura-pura Bapak salah kalau Bapak datang ke saya. Semiskin-miskinnya saya, saya tidak akan pernah mau merendahkan harga diri saya di depan siapapun!!" Agam mengacak rambutnya kesal. "Saya cuma minta kamu buat jadi pacar sewaan saya dan saya pastikan saya tidak akan melakukan hal lebih ke kamu, lalu di bagian mana merendahkan dirinya?" Via hanya mendengus geram. Agaknya Agam memang tidak mengerti yang namanya perasaan orang lain. Akhirnya tanpa mengatakan sepatah katapun lagi Via langsung menghempaskan tangan Agam dengan kasar lalu keluar dari mobil lamborghini itu dengan pikiran yang berkecamuk kemana-mana. Persetan dengan semua!! Dia sudah tidak peduli dengan apa yang akan terjadi nanti nya! DASAR TRIPLEK!! **** "Apa ini?" Agam menatap sekretarisnya tidak mengerti. Mita meletakkan amplop itu di atas meja Agam lalu mulai menjelaskan, "bagian CMO, Vianita Rosalinda mengundurkan diri. Pak." jelasnya perlahan. Agam langsung duduk dengan tegak, terkejut mendengar berita ini. Setelah itu tanpa mengatakan sepatah katapun lagi Agam berdiri dan keluar ruangan. Mita yang melihatnya pun hanya mengernyitkan dahinya tidak mengerti sambil berkedip-kedip cengo, yah bosnya memang sudah terbiasa aneh sih, jadi Mita tidak terlalu terkejut lagi. Agam berjalan dengan tergesa-gesa ke lantai 1 setelah itu dia langsung menuju ke meja HRD. "pagi Pak," sapa salah satu karyawannya namun Agam mengabaikannya. "Dimana Via?" tanyanya to the point, karyawan itu hanya melongo. Ya wajar aja kan ini kantor yang sangat besar dan atasannya menanyakan karyawan bernama Via. Tentu saja ada banyak nama yang sama di kantor ini. "Vianita Rosalinda!" ulang Agam kali ini lebih tegas. Karyawati itu membulatkan bibirnya reflek, "Oh yang barusan mengundurkan diri Pak?" Agam hanya mengangguk saja. "Dia barusan keluar Pak, baru banget sekitar 5 menit yang lalu," karyawati itu menunjuk ke arah lobby. Agam tanpa aba-aba langsung menuju ke arah yang ditunjuk itu, kali ini dirinya lebih mempercepat langkahnya sehingga lebih terlihat seperti tengah berlari kecil. Karyawan perempuannya yang Agam lewati menghentikan pekerjaannya sejenak, mereka mengeluarkan HP lalu diam-diam memotret dirinya dan Agam tidak buta akan hal itu. Dasar remahan rengginang! Di parkiran Agam melihat seorang perempuan yang tengah berjalan seorang diri sambil menunduk, tentu saja dirinya tahu siapa perempuan itu meskipun hanya dari belakang. Agam pun langsung memegang tangan perempuan itu sampai memutar menghadapnya. "Bapak apa-apaan, sih?!" Via yang terkejut itu nampak kurang santai dengan kehadiran Agam. "Kenapa kamu mengundurkan diri?" tanpa basa-basi Agam mengangkat amplop surat pengunduran diri yang belum sempat dia baca itu. Via menatapnya sejenak Lalu setelah itu melengos pelan, "sepertinya Bapak sudah tahu alasannya," "Kalau kamu mengundurkan diri hanya karena masalah kemarin, menurut saya itu sangat tidak profesional!" sambil menaruh amplop itu di jemari Via. "Tidak profesional kata Bapak?!" Via langsung menaikkan intonasi suaranya. "sikap Bapak kemarin sudah sangat merendahkan harga diri saya, dan sepertinya saya sudah tidak bisa bekerja dengan Bos macam Bapak lagi," "Baiklah saya akui kemarin mungkin saya telah menyakiti perasaan kamu, kalau begitu kita lupakan yang pernah terjadi di antara kita dan saya harap kamu bisa kembali bekerja dengan profesional." Via tersenyum mengejek mendengarnya, bahkan sampai detik ini belum ada kata 'maaf' yang terucap dari bibir Agam. Benar-benar orang yang sangat angkuh! "Lebih baik Saya mencari pekerjaan di tempat lain!" Via membalik tubuhnya dan berjalan pergi namun baru beberapa langkah dirinya langsung berhenti saat mendengar ucapan yang terlontar dari Agam selanjutnya. "Kamu pikir mencari pekerjaan jaman sekarang mudah? Saya kasih kamu waktu 1 minggu untuk kembali ke kantor ini lagi. Kalau tidak maka kesempatan emas itu hilang!" Via hanya memutar bola matanya malas lalu melanjutkan langkahnya tanpa menghiraukan Agam lagi. Agam pikir dia tidak bisa mendapatkan pekerjaan lain apa. HEY ..... Via tak selemah itu!!! ****** TBC.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD