Nana

882 Words
Hari ini tepat kepulangan mereka dari trip bussines yang melelahkan itu, Via yang baru sampai di kosannya itu langsung menghempaskan tubuhnya di atas kasur lantai nya dan melempar barang nya asal. Temannya, Ambar yang baru pulang kerja itu geleng kepala melihat tingkah Via. "Mana oleh-oleh gue?" Tagih Ambar langsung sambil menyodorkan tangannya ke depan muka Via. Via yang sempat memejamkan matanya itu langsung membukanya dengan malas. "Teman pulang tuh yang ditanya kabarnya, bukan malah oleh-oleh!" Tak ayal dirinya mengeluarkan oleh-oleh dari kopernya lalu melemparkannya tepat ke muka Ambar. Pluk. Hap. Ambar cengengesan. Bukannya marah Ambar malah sumringah menerima oleh-oleh itu, apapun asalkan makanan pasti sudah bisa membuat Ambar bahagia. "Gue denger lo sakit, ya? Kok bisa, sih?" Via mendengus kasar mendengarnya. "Gue itu cuma manusia biasa, asal lo tahu!" "Ya emang lo manusia biasa kan, siapa yang bilang kalau lo itu manusia jadi-jadian coba!" Mungkin bila boleh membunuh seseorang dirinya sudah pasti akan mencekik Ambar saat ini juga. Ambar dan g****k adalah sesuatu yang sudah melekat. "Laper ih, Vi." Rengek Ambar sambil terus menjejalkan oleh-oleh Via tadi ke mulutnya. Via menggelengkan kepalanya frustasi, "lo itu udah makan, masih aja laper!" dengusnya, Ambar nampak tidak peduli sambil terus menjejalkan jajanan nya ke mulut, dia kembali berucap. "Nasgor enak nih malam-malam. Apalagi kalau ditambah sama somay nya Pak Abdul, byuuuh.... pasti jos tuh!!" sambil mengangkat jempolnya di hadapan muka Via. Hm... Via mencium bau-bau kelicikan. "Kan gue capek banget ya Vi habis pulang kerja--" "Mana uangnya?!" Via langsung berdiri lalu mengkat tangannya di depan muka Ambar, males banget dia dengerin alasannya pasti ujung-ujungnya juga nyuruh dia buat beli makanan di depan komplek. Ambar yang tabiat nya sudah naudzubillah itu tanpa perasaan menyodorkan uang Rp5.000 ke tangan Via lalu tersenyum Pepsodent, "tambahin dulu ya, utang dulu gue." "MISS-KUIN LO!!" Sembur Via lalu ngacir pergi meninggalkan Ambar yang tanpa malu itu melanjutkan kegiatan ngemilnya. Ngemil gratis, makan dibeliin Via, udah gitu ngutang lagi. Kenikmatan yang haqiqi....hehe. ****** Via yang sedang dalam perjalanan pulang setelah membeli makanan itu sesekali mengusap tangannya karena cuaca yang dingin, bodohnya dirinya menggunakan hoodie tetapi malah menggunakan celana selutut saja, percuma hoodienya dong kalau begitu! Beberapa saat kemudian ada mobil yang mendekat ke arahnya, Via mengabaikannya karena dirinya memang sedang berada di Jalan Raya jadi wajar saja bila banyak mobil yang yang berlalu-lalang di sini. Namun Via langsung menghentikan langkahnya saat mobil itu berhenti tepat di sampingnya, dirinya sudah membuat ancang-ancang untuk berlari kalau-kalau ini adalah penculik. Ya secara ... dirinya kan cantik banget! Ga sombong loh ya, ini fakta. Jadi pasti banyak dong penculik yang akan menculik dirinya. Pikirnya. Ceklek. Pintu mobil itu terbuka menampilkan sesosok pemuda yang tidak asing baginya itu, "loh Bapak?" Via langsung berdiri normal kembali. Agam agak berlari kecil memutari mobil untuk mendekat kearah Via, dirinya lalu membuka pintu mobil samping Via dengan tergesa-gesa. "cepat kamu masuk!" Via melongo tidak mengerti. "Masuk!!" bentaknya yang langsung membuat Via mau tidak mau mengikuti perintah Agam. 'Apa-apaan ini?!' batin Via kesal bercampur bingung, mau marah tapi kan ini atasannya sendiri. Agam tanpa mengatakan sepatah katapun lagi langsung melajukan mobil itu dengan kecepatan tinggi ke tempat yang dia tidak ketahui. "Pak kita mau ke mana?" "Kamu diam saja!!" Via langsung kicep seketika, aura-aura nya bosnya ini sedang PMS makanya ngamuk mulu dari tadi. Via berkedip tidak mengerti saat mobil itu berhenti di depan rumah yang sangat megah ini, masih dengan kekagumannya Agam langsung menarik Via keluar dari mobil membuat Via dengan terhuyung-huyung mengikuti langkah besar Agam. Nggak sadar apa kalau kakinya itu panjang banget! Gerutu Via dalam hati. BTW ini Agam seriusan ngajakin dirinya ke tempat sebagus ini, padahal dia hanya menggunakan hoodie dan celana pendek saja. Benar-benar perpaduan yang kontras karena Agam menggunakan setelan jas rapi seperti biasanya. Via yang mau bertanya pun seolah bungkam melihat aura mengerikan Agam, rasanya seperti ada ribuan jarum yang menjahit bibirnya. Via membelalakkan matanya saat melihat orang-orang yang berada di dalam rumah itu, bukannya itu Lea? bingung Via sendiri, ngapain Bosnya bawa dia ke sini coba dan juga di sana ada sepasang orang tua yang bisa Via prediksi adalah orang tua Lea. Via bisa melihat raut bingung dan sedih saat Agam dan dirinya mendekat ke arah mereka. "Assalamualaikum Om, Tante." Agam menyalimi kedua nya bergantian dengan sopan, Via yang notabenenya tidak tahu apapun hanya bisa mengintili Agam dengan ikut-ikut menyalimi mereka. Untung aja mereka mau disalimi. "Loh Kak Agam? Bukannya ini karyawan Kakak, ya?" Lea berdiri lalu berjalan mendekat kearah Agam dengan wajah bingungnya. "Kok kakak ajakin karyawan kakak buat acara makan malam ini, sih?" agaknya Lea nampak kurang suka dengan kehadiran Via. Agam menarik nafas sejenak, "Maaf ya Lea, tapi saya sudah janji sama Via dan berhubung jadwalnya bareng sama acara malam ini jadi saya ajakin Via ke sini saja." Via langsung melototkan matanya tidak terima. Janji apa hah?!! Janji palsu kali. Namun belum sempat membantah tangannya sudah dipegang erat oleh Agam lalu merekasnya dengan kuat membuat dia mau tidak mau hanya bungkam di tempat, dikira dia apaan heh! "Janji?" sambil berkedip ke arah Via dan Agam bergantian. "Janji apa emangnya?" "Kita berencana buat nonton malam ini," Via langsung mangap lebar. NONTON DARI HONGKONG?!! "Bap-" Lea nampaknya juga sama terkejutnya, "Kalian pacaran?" Via yang hendak membantah itu langsung di hentikan oleh kalimat gila Agam. "Iya, dan kita sudah pacaran 1 bulan." ***** TBC.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD