Lagi-lagi aku mengambil lembur beberapa jam hari ini. Menuntaskan tumpukan pekerjaan menjadi satu-satunya pelarian dari beban pikiran yang belakangan ini menari-nari dalam benakku. Atau bisa juga pekerjaanku yang sudah tuntas ini melancarkan rencanaku mengundurkan diri dari Gayatri. Pengalamanku bertahun-tahun bergelung dengan naskah berbahasa Indonesia maupun terjemahan pasti membuatku cepat mencari pekerjaan pengganti. Apalagi ini ibukota, di mana persaingan bisnis bisa saja menguntungkan bagi pencari kerja berpengalaman sepertiku. Tepat pukul tujuh malam, aku memutuskan merapikan barang-barangku dan bersiap untuk kembali ke apartment. Hingga beberapa menit setelahnya aku sudah ada di parkiran lantai dasar, Anin menitipkan mobilnya padaku karena sore tadi mendadak saja ia dijemput sang