"Amel," tegur Herawati melihat putrinya itu hanya mengaduk-aduk makanannya tanpa berniat untuk memasukkannya ke dalam mulut. "Ah iya Bu," ucap Amelia yang tersadar dari lamunannya. "Kok makanannya ditatap aja. Gak enak?" tanya Herawati lagi. "Kamu kenapa nak?" kali ini Hadi ikut nimbrung. "Gak kok Yah," Amelia segera menghabiskan sarapannya dan bergegas ke kantor. Dia sebaiknya menghindar sementara waktu dari segala pertanyaan orang tuanya. Sebisa mungkin menyembunyikan apa yang terjadi. Terus terang saat ini, pikirannya seolah berperang satu sama lain. Di satu sisi, dia ingin marah karena Ganindra memanfaatkan rasa empatinya, memberikan penilaian bahwa pria itu adalah pria yang licik. Tetapi di sisi lain, Amelia merasa bahwa tindakan Ganindra itu sah-sah saja. Terlebih lagi, dia mema