Happy Reading.
Kenan melihat beberapa kru Angkasa Airline juga makan di sana, dia dengan malas kembali ke mejanya dan duduk di sana dengan tenang. Kenan melihat beberapa orang berbisik dengan memandangnya dan hal itu membuatnya merasa tidak nyaman.
"Ada apa?" tanya Kenan saat melihat Ferry dan Ilham menatapnya. Dua orang itu baru datang dan duduk bergabung dengan Kenan.
Di sisi meja lain Stevi dan kawan-kawan masih curi-curi pandang ke meja Kenan yang sekarang terisi Ferry sang Ko-pilot dan Ilham si pramugara.
"Nggak apa-apa," jawab Ferry menggeleng sambil tertawa kecil. Ilham juga berdehem dan pura-pura mengambil kentang goreng di meja milik Kenan. Entah apa yang mereka tertawakan, tetapi hal itu membuat Kenan penasaran.
"Aneh banget, datang-datang senyum-senyum kaya liat hal lucu, emang siapa yang lucu?" tanya Kenan lagi. Masih penasaran sebenarnya.
"Nggak ada kok, Capt. Ham, buruan pesan makanan," ujar Ferry menyenggol rekannya.
Kenan akhirnya menghiraukan semua orang dan beralih menatap Maudy yang kini juga tengah menatapnya.
Kenan tersenyum ingin menyapa, tetapi saat itu juga Maudy melengos. Kenan bisa melihat wajah Maudy terlihat tidak suka padanya. Memangnya ada apa? Kan, tadi di toilet Kenan cuma mengatakan tentang perasaannya. Apa jangan-jangan Maudy ilfil sama dia karena masih memiliki kekasih. Biar bagaimanapun tadi Maudy mengatakan jika dirinya masih bersama Raya dan wanita itu tidak mau menjadi pelakor dalam hubungan itu.
Maudy sendiri memutuskan untuk segera mengakhiri sarapannya karena dia merasa muak melihat Kenan yang sejak tadi curi-curi pandang ke arahnya. Sepertinya menjauh dari pria itu adalah solusi yang terbaik karena biar bagaimanapun Maudy tidak berhak untuk cemburu hanya karena omongan Stevi.
"Aku udah selesai, mau balik ke kamar," ujar Maudy pada Vina.
"Oke deh. Aku juga udah selesai, tapi masih mau di sini."
"Oke, bye Vin!" Vina melambai pada Maudy yang sudah berjalan ke arah pintu keluar restoran.
"Eh, Stev, itu kapten Kenan. Kamu nggak mau nyamperin? Pasti hubungan kalian jadi lebih dekat deh, apalagi semalam kan udah enak-enak?" ujar salah seorang wanita yang bernama Lala. Dia juga termasuk pramugari senior di Angkasa airlines.
"Sstt! Jangan keras-keras kalian tahu sendiri 'kan gimana aturan main kita?" Yang dimaksud aturan main itu adalah hubungan semalam yang biasanya dialami pilot dan pramugari di Angkasa Airline, hanya sebatas malam itu saja dan tidak akan berlanjut ke hubungan selanjutnya.
"Bukankah kapten Kenan juga udah memiliki kekasih?"
Stevi yang mendengar itu langsung terdiam, kok rasanya dia tidak suka ya mendengar jika Kenan sudah memiliki kekasih. Meskipun dia bohong tentang malam panasnya bersama Kenan, tetapi Stevi masih berharap jika pria itu bisa dia dapatkan.
***
Hari-hari berlalu, Maudy berusaha bersikap profesional seperti biasanya. Dia juga sering bertemu dengan Kenan dan pria itu terlihat sumringah sekali saat melihatnya. Seperti pria yang tengah bertemu dengan pujaan hatinya. Tetapi, Maudy tidak akan goyah, pesan-pesan dari Kenan dia abaikan, bahkan telepon dari pria itu tidak pernah dia angkat.
Cih, sok-sokan suka, padahal Kenan juga tidur dengan wanita lain selain dirinya. Entah kenapa prasangka buruk tentang Kenan kian mendera pikirannya. Maudy memiliki trauma dalam hidupnya tentang sebuah hubungan, jadi dia merasa jika Kenan itu tidak istimewa dan sama seperti pria lainnya yang hanya suka mempermainkan perasaan wanita.
Suka membuat wanita baper dan menjeratnya dengan kata-kata cinta padahal pria itu main dengan beberapa wanita sekaligus tidak masalah.
Maka dari itu, Maudy tidak pernah mau jika harus memiliki komitmen hubungan serius dengan seorang laki-laki, hingga sekarang usianya yang sudah menginjak 28 tahun Maudy memilih hidup sendiri. Dia menjalani hari-harinya sebagai pramugari karena menurutnya pekerjaan inilah yang bisa membuatnya bebas dan terbebas dari segala macam hubungan.
"Udah mau libur, ya? Aku masih ada jatah terbang 26 jam lagi," ujar Vina.
Saat ini mereka tengah beristirahat di pesawat. Pramugari juga memiliki jam istirahat jika tengah mengadakan perjalanan antar benua yang membutuhkan waktu berjam-jam dan mereka akan bergantian.
"Heem," jawab Maudy karena masih minum jadi hanya menjawab seadanya. Tetapi sepertinya Vina penasaran Maudy akan liburan ke mana bulan ini.
"Terus rencananya mah healing ke mana nih?"
Maudy meletakkan botol minumnya di tempat kemudian dia menoleh ke arah sahabatnya. "Rencanaku sih mau ke Bali, rasanya hanya tempat itu yang bisa ku datangi kali ini?"
Vina manggut-manggut, dia sudah pernah ke Bali untuk liburan, bukan karena pekerjaan memang menurutnya Pulau Bali itu sangat istimewa dan luar biasa. Bali tidak kalah indahnya dengan beberapa negara yang sudah pernah dia datangi, malah menurutnya pantai di Bali lah yang paling indah di antara pantai-pantai lain di belahan dunia ini.
***
Kenan tahu jika selama beberapa hari ini Maudy benar-benar menjauhinya. Meskipun Maudy mencoba menjaga jarak, mereka selalu bertemu dalam setiap penerbangan karena memang bekerja di perusahaan yang sama, pesawat boing yang sama. Setiap kali mereka bertemu di pesawat, ada getaran tak terlihat yang mengalir di antara mereka. Sebuah ketegangan yang tak terucap namun bisa dirasakan.
Kenan sadar, jika hatinya benar-benar jatuh cinta kepada wanita cantik itu. Tetapi seperti yang Maudy katakan beberapa waktu lalu jika memang hubungan mereka tidak akan pernah bisa lanjut karena status Kenan yang masih memiliki kekasih. Bahkan kesibukan mereka membuat komunikasinya pun tidak lancar. Kenan merasa jika Maudy terlihat tidak menyukainya lagi, tetapi entah karena masalah apa, Kenan tidak tahu. Dia hanya ingin bisa membuat Maudy menyukainya dan membalas perasaannya. Akan Kenan tunggu hari itu.
Di sela-sela persiapan penerbangan, Kenan sering kali melihat Maudy dari balik kokpit, mengamati senyum simpulnya yang khas, matanya berkilau saat berbicara dan memberikan arahan pada penumpang. Ada sesuatu dalam dirinya yang merindukan kehadiran wanita itu, meskipun ia tahu seharusnya tidak boleh.
Setelah penerbangan panjang menuju Tokyo, Kenan dan Maudy kembali bertemu di ruang istirahat kru. Tempat itu sepi, hanya mereka berdua. Kenan, yang sudah memendam banyak perasaan selama ini, tak lagi mampu menahan diri.
"Maudy, aku harus bicara."
"Nggak ada yang perlu kita bicarakan selain profesionalis kerja, Capt," jawab Maudy dengan dingin.
"Sebenarnya ada apa? Apa aku ada salah sama kamu? Kenapa kamu terlihat beda? Kenapa kamu terlihat seakan aku ini memiliki kesalahan yang besar untukmu?"
"Enggak kok, itu hanya perasaanmu saja. Kita tidak ada hubungan apa-apa Kenan, selain malam itu dan aku juga tidak ingin berhubungan lagi sama kamu!" Kenan mencekal lengan Maudy.
Dia tidak suka melihat wanita yang dicintainya bersikap seperti ini. Ada yang salah, Maudy tidak pernah bersikap acuh tak acuh meskipun sebelumnya mereka menghabiskan malam panas itu.
"Maudy, katakan yang sebenarnya. Ada apa? Apakah ada sesuatu yang membuatmu terlihat membenciku?"
Bersambung.