Bab 15. Dua Pria Itu

1093 Words
Happy Reading Kenan tersenyum cerah saat melihat Maudy yang membuka pintu rumahnya. Akan tetapi, senyumnya lenyap ketika melihat laki-laki muda di belakang sang kekasih dan seorang wanita paruh baya yang Kenan tebak itu ibunya Maudy. Dan laki-laki muda itu pasti Adrian, pria yang akan dijodohkan oleh ibunya dengan sang kekasih. Ah, iya sebagai informasi Kenan dan Maudy memang sudah sepakat untuk menjalin hubungan sebagai pasangan kekasih. Kenan ingin ada sebuah komitmen diantara mereka, jadi kalau ibunya Maudy ingin menjodohkannya kan masih ada kekasihnya yang bisa diberikan kesempatan. Akan tetapi, sepertinya sang calon mertua memang sulit sekali untuk berubah pikiran, buktinya pagi-pagi sekali sudah ada yang bertamu di rumah camernya. Kenan boleh kan menyebut Ibu Maudy sebagai camernya. "Maudy, dia siapa?" tanya Bu Ratna membuat lamunan Kenan. "Ini Kenan, Ma. Kemarin yang aku kasih tahu ke Mama," jawab Maudy kemudian berak pada Kenan yang datang dengan membawa dua paperbag ditangannya. Kenan memang sengaja membawa buah tangan, membuat kesan baik pada sang camer biar tidak dikira pelit atau biar dikatakan kalau dia tuh orangnya ramah dan tidak sombong. "Siapa? Mama nggak tahu!" jawab Ratna dengan ketus. Maudy tidak peduli dengan sikap ibunya. "Kenan, ayo masuk." Wanita itu langsung menggandeng Kenan untuk masuk ke dalam rumah, melewati Bu Ratna dan juga Adrian yang mematung menatap mereka. Namun, Kenan berhenti sebentar dan menyerahkan paper bag itu pada Bu Ratna. "Bu, ini ada sedikit bingkisan buat ibu dan juga Maudy. Mohon diterima, ya?" Bu Ratna awalnya tidak ingin menerima paper bag itu, tetapi setelah melihat tatapan tajam Maudy dan juga senyum tulus dari Kenan Akhirnya dia pun menerimanya. "Makasih," jawabannya memang terdengar ketus, tetapi itu pun sudah membuat Kenan tersenyum senang. Kenan jadi tidak malu karena oleh-olehnya diterima sang camer. Coba kalau ditolak, dia pasti akan merasa kalah sebelum berperang karena di sana ada sosok Adrian yang sejak tadi menatapnya dengan tatapan tajam, tetapi tidak berani bersuara apapun karena memang pria itu belum diajak ngomong oleh Maudy ataupun Bu Ratna sendiri. Bu Ratna itu bukan ibu-ibu yang sombong ataupun suka nyinyir, tetapi dia sebenarnya wanita yang baik dan sayang kepada Maudy. Hanya saja Bu Ratna sudah terlanjur suka kepada Adrian dan dia tidak mau jika Maudy memiliki hubungan dengan pria yang berprofesi sebagai pilot ini. Bu Ratna jelas tahu siapa pria yang baru saja memberikan dua bingkisan dari merk terkenal itu. Maudy tadi kan bilang kalau dia adalah pria yang diceritakan kemarin, tentu saja bu Ratna sudah bisa menebak kalau itu adalah kekasih yang dibicarakan oleh Maudy yang berprofesi sebagai pilot di makai penerbangan yang sama dengan sang putri. "Silahkan duduk, Kenan. Oh, ya aku sampai lupa. Kenalin, ini Adrian dan Adrian ini Kenan, dia cowokku." Adrian yang ter-notice langsung sigap. Meskipun dia tidak suka dengan kehadiran kemah tetapi dia tidak mau memberikan kesan jelek terhadap Maudy ataupun Bu Ratna. Pria itu pun mengulurkan tangannya kepada Kenan dan disambut dengan tidak kalah baik oleh Kenan juga. "Kenalin, saya Adrian, pria yang dijodohkan dengan Maudy. Kedua keluarga kami sudah saling merestui dan setuju jika perjodohan ini dilangsungkan. Saya juga sudah klik dengan Maudy karena memang kami sudah mengenal lama. Jadi, kita ini bukan orang yang baru ketemu dan saling dijodohkan, tetapi memang saya dan Maudy sudah saling mengenal saat masa kuliah," jelas Adrian panjang kali lebar, seakan menegaskan jika posisinya di sini lebih tinggi dibanding dengan posisi Kenan yang masih sebagai kekasih Maudy saja. Maudy dan Bu Ratna saja bahkan sampai melongo mendengar Adrian yang mengenalkan dirinya dengan begitu percaya diri kepada Kenan. Kedua wanita beda usia itu kemudian menatap Kenan dan ingin melihat ekspresi wajahnya. Akan tetapi, Kenan tersenyum hangat dan tidak termakan provokasi yang sebenarnya telah dilakukan oleh Adrian. "Oh, Maudy juga udah cerita kok kemarin kalau dia dijodohkan oleh ibunya dengan teman kuliahnya dulu. Tetapi, sejujurnya saya tidak enak mau mengatakan ini, Maudy sendiri bilang kalau dia tidak mau dijodohkan dan dia tetap ingin bersama dengan saya. Jadi, untuk masalah ini semuanya kita serahkan saja kepada Maudy. Karena sejatinya saya dan Maudy ini sama-sama saling mencintai, meskipun restu orang tua belum saya kantongi, tetapi saya yakin dengan kekuatan cinta kami bisa meruntuhkan tembok besar yang dibangun oleh calon ibu mertua saya. Bukankah begitu, Bu Ratna?" Kali ini Bu Ratna yang terkejut dengan jawaban dari Kenan yang ternyata lebih panjang lagi menjelaskan secara detail dan pria muda itu tahu jika Bu Ratna memang tidak merestui hubungan mereka. Tetapi kenapa semuanya dijelaskan secara detail dan gamblang seperti ini? Kan bu Ratna jadi tidak enak. "Sudah-sudah, speknya kalian duduk dulu. Saya malah jadi tidak enak sendiri," ujar Bu Ratna. Maudy sejak tadi diam saja sambil menatap Kenan dengan senyum tipis. Dia menyukai aksi Kenan yang bisa membalas ucapan Adrian. "Tenang aja, sayang. Aku bakal bikin si Adrian ini nggak bisa berkutik," batin Kenan sambil menatap Maudy yang pagi ini terlihat cantik sekali. Sedangkan Adrian sendiri sebenarnya sudah merasa kesal. Dia dongkol bin emosi karena tidak bisa memprovokasi Kenan, malah dia yang merasa terpancing dengan ucapan pria itu. Apalagi mendengar sendiri jika Maudy secara terang-terangan nolak perjodohan mereka. "Jadi, kalian berdua ini menyukai anak saya?" "Benar, Bu." "Iya, Tante!" Kedua laki-laki itu menjawab secara bersamaan. "Saya dan Maudy saling mencintai dan saya siap untuk membawa Maudy ke jenjang yang lebih, seperti pernikahan, Bu. Saya akan membahagiakan Maudy," ujar Kenan ambil start. Adrian yang sudah membuka mulutnya, menutup kembali tidak jadi bicara. Tetapi terlihat jelas raut tidak suka di wajahnya. "Tapi saya nggak suka kalau anak saya nantinya menikah dengan seseorang yang berprofesi sebagai pilot? Bukankah jika kalian menikah nanti salah satunya pasti akan disuruh berhenti?" Maudy kini menatap ibunya, memang benar begitu aturannya jika pilot dan pramugari di maskapai penerbangan yang sama menikah. Salah satunya harus resign dan itu adalah peraturan perusahaan maskapai. "Iya Bu, saya tahu maka dari itu mungkin bisa dibicarakan lagi antara saya dan Maudy setelah menikah nanti," jawab Kenan. "Tapi, kamu tahu sendiri 'kan kalau Maudy itu sangat menyukai pekerjaannya sebagai pramugari bahkan dia sudah bercita-cita menjadi pramugari sejak jaman masih sekolah." "Kenan 'kan udah bilang, Ma. Nanti bisa dibicarakan lagi kalau kita memang benar-benar udah nikah, kalau sekarang ya bukan ranah Mama untuk bertanya siapa yang akan resign ataupun pindah tugas," sela Maudy. Dia tidak suka ibunya membawa-bawa profesi pekerjaan karena biar bagaimanapun mereka masih dalam tahap hubungan kekasih bahkan baru semalam mereka benar-benar jadian. "Oh, jadi dia itu pilot yang bekerja di perusahaan yang sama denganmu, Mau?" tanya Adrian. "Sepertinya memang sulit sih, kita bisa bersaing secara sehat. Yang jelas keputusan Tante Ratna dan Mamaku yang telah membuat perjodohan kita akan tetapi berlanjut, aku nggak peduli meskipun kamu udah punya cowok," ujar Adrian. Bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD