Setelah bermenit-menit Lara memoleskan berbagai riasan di wajah adik kesayangannya, kini Luruh sudah benar-benar menjelma menjadi princess yang menawan dan Lara bangga bisa melihat adiknya cantik seperti ini.
"Selesai deh! Masya Allah, Luruh ... kamu jadi makin cantik banget dek! Gak sia-sia daritadi kita sibuk di sini kalau hasilnya jadi begini kakak ikut merasa bangga! Cocok banget sih kalau kamu pakai gaun dek? Yuk mau ganti baju yuk! Di jamin deh kamu makin cantik lagi," ujar Lara senang.
"Ih kak Lara apaan sih! Gak ah, aku pakai kemeja sama celana jeans ini aja biar simple toh aku gak terlalu suka pakai gaun-gaun dan sepatu yang menyakitkan itu ah kak," sahut Luruh serius.
Sementara Luruh yang tidak begitu nyaman di puji membuat gadis manis itu lebih memilih untuk mengajak Lara agar turun bersama-sama dengan dirinya, lalu ketika Luruh dan Lara turun dari tangga tak lama mereka di sambut oleh senyuman mommynya.
Senyuman manis yang terlihat di wajah Barbara membuat Luruh dan Lara ikut tersenyum sebab di mata mereka berdua yang terpenting untuk hidup mereka hanyalah kebahagiaan mommy dan daddynya yang sangat mereka sayangi.
Tak hanya Barbara dan Daizen saja yang merasa terpukau dengan penampilan menawan dari Luruh dan Lara melainkan Albern, Aisha dan tokoh penting yang akan memilih pasangannya Axton Rafanizan Raheeq Roberts.
Wajah pemuda itu memang tidak bisa di baca oleh Luruh, Lara maupun keluarganya yang kini sedang menatap ekspresi Axton yang datar-datar saja sedangkan dalam hati Axton cukup merasa tertarik dengan penampilan Luruh yang terkesan tidak minat dengan perjodohan ini.
"Ada ya cewek yang mengenakan pakaian casual di acara serius seperti ini? Benar-benar orang yang menarik ya anda ini ... kalau begini ceritanya saya jadi memiliki alasan untuk berada di sini well gak buruk juga untuk memilih gadis yang berbeda dari pada biasanya," batin Axton serius.
Daizen yang agak penasaran dengan reaksi pemuda tampan itu membuatnya mempersilahkan sahabat lamanya dan keluarganya untuk duduk agar mereka lebih bisa mengobrol dengan lebih santai lagi, tidak seperti sekarang yang terlihat canggung ini.
"Jadi bagaimana kalau kita mengobrolnya sambil duduk saja? Siapa tau dengan duduk maka lebih santai lagi obrolannya? Ah iya! Sepertinya obrolan kita tidak hanya akan sebentar jadi mari silahkan-silahkan pada duduk dan kebetulan ada camilan juga nih di sini," ucap Daizen lembut.
Ucapan pemilik rumah tentu saja berhasil mencairkan suasana dan mereka bertujuh langsung duduk dengan nyaman sementara Luruh berusaha mengisyaratkan agar Axton memilih Lara di banding dirinya, sayangnya Axton yang merasa perlu menjahili Luruh yang berani mengatur-atur dirinya membuat pemuda itu lebih memilih Luruh di banding Lara.
"Wah sambutan yang hangat ya, Dai! Benar juga obrolan ini akan sangat lama dan saya merasa perlu berterima kasih karena mengizinkan waktunya untuk kami ganggu ya? Nah untuk Axton jadi bagaimana? Masih keberatan datang ke sini? Nona di sini cantik-cantik loh! Daddy berharap kamu bisa memilih mereka dengan bijak ya," sapa Albern santai.
"Bicara apa kamu ini, Al ... sudah sewajarnya kita menjamu sahabat baik dengan hangat, ah iya juga? Apakah tadinya Axton enggan datang ke sini? Tenang saja Luruh dan Lara adalah anak-anak gadis yang manis dan mandiri jadi kamu bisa memikirkannya dengan tenang tidak perlu mengkhawatirkan hal lainnya kok," sahut Daizen ramah.
"Hahaha sangat menyenangkan bisa menjadi keluargamu nantinya, Dai! Di luaran sana kadang banyak ayah menginginkan pemuda yang mudah di atur atau terbaik sesuai yang mereka mau, tapi kamu seakan terbuka dan menghargai apapun pendapat kami ya? Terima kasih banyak loh Daizen saya jadi ikut merasa lega," kekeh Albern senang.
"Daddy ini heboh sendiri saja! Apapun keputusan Axton nantinya kami tetap mendukung dan ikut bahagia dengan pilihan Axton kok, Sayang! Jadi jangan memikirkan kami dan tentukan semuanya senyaman kamu nak! Kamu mengerti ucapan mommykan nak?" tanya Aisha lembut.
"Begitu ya mom? Kalau begitu Axton pilih untuk menikahi gadis yang memakai kemeja itu saja ya! Hm, seingat Axton namanya Luruh ya? Tenang saja keputusan Axton ini tidak berdasarkan pada hal lain dan murni pilihan Axton sendiri jadi kalian paham maksud Axton ini apa kan ya? Intinya sih aku memilih Luruh itu saja," ucap Axton santai.
Mendengar ucapan pemuda yang kini menatapnya dengan alis terangkat membuat gadis itu merasa geram dan kalau bisa ia ingin memukul wajah pria yang seolah-olah sedang meledek dirinya ini.
"Anak kodok itu kenapa menyebalkan banget sih?! Apa tujuannya sampai-sampai ia memilih aku deh!! Kayaknya emang dia sengaja mencari masalah sama orang lain ya? Benar-benar gak bisa di biarin nih! Kalau aja gak ada keluarganya di sini udah gue timpuk bantal tuh mukanya yang ngeselin! Ya ampun kenapa malah jadi begini sih? Kesel banget," batin
Luruh geram.
Melihat ekspresi Luruh yang seperti sedang menahan amarahnya semakin membuat Axton tak bisa menyembunyikan rasa penasaran dan ingin kembali meledek gadis tomboy ini karena entah apa yang di pikirkannya, bagaimana bisa gadis itu mengenakan kemeja dan celana jeans di saat penting seperti ini.
"Katanya ini perjodohan ya? Kalau begitu gak masalahkan kalau Axton mengajak Luruh untuk berbicara berdua karena bagaimanapun juga kita berdua perlu untuk saling mengenal agar gak mudah berpisah jadi di mohon mengerti dan beri kamu ruang untuk memahami satu sama lain ya? Tenang saja Axton gak akan macam-macam kok," ujar Axton acuh.
Belum hilang rasa terkejut yang dirasakan Luruh kini pemuda itu malah semakin membuatnya ingin menjambak rambut acak-acakannya sedangkan Lara, Daizen, Barbara, Aisha dan Albern menyambut ucapan Axton dengan perasaan yang bahagia.
"Eh ngomong apa sih alien ini! Udah mah memutuskan sesuatu seenak jidatnya terus sekarang dia ngapain lagi ini!! Benar-benar minta di lempar ke kolam ya, Axton! Liat aja akan gue apain mahluk model anda ini ya!! Bisa-bisanya dia gak peka sama kodean gue hah!" batin Luruh geram.
"Wah, ya ampun dek! Kamu langsung di ajak kencan itu hahaha, ini mah kalian emang perlu jalan-jalan bentar buat saling kenal juga loh ... tuhkan apa kakak bilang dia emang paling cocok sama kamu Luruh, Sayang! Sana ikutin dia gih dek," ujar Lara senang.
"Melihat kalian seakrab ini membuat daddy turut senang loh! Tolong jangan pergi terlalu lama karena bagaimanapun juga kalian belum sah jadi kalian pahamkan ya," sahut Daizen bangga.
"Mommy cuma pesan kendalikan emosimu, Luruh ... untuk Axton jangan membuat putri tante sebal ya? Dia itu anaknya mudah kesal jika di ledek sedikit saja! Tolong kalian saling meghargai dan menjaga satu sama lain ya," ucap Barbara lembut.
"Pria itu harus bisa menjaga sikap dan tutur katanya Axton! Kami turut bahagia jika kamu sudah mulai membuka hati hanya saja kami juga meminta kamu untuk tau batasan dan tidak bersikap seenaknya aja loh! Awas ya kamu aneh-aneh," tutur Albern serius.
"Daddy benar loh, Axton! Kita datang dengan niat baik jadi tolong bersikap dewasa ya jangan usil terus sama Luruh ya ... nanti kalau dia kamu usilin terus kamu yang mommy marahin nih! Udah Luruh tenang saja dia gak akan aneh-aneh kok," ujar Aisha lembut.
Merasa mendapat respon yang baik membuat Axton menggenggam tangan Luruh agar gadis itu mengikuti langkahnya sedangkan Luruh yang berusaha menahan segala emosinya masih tetap diam hingga tidak lama ucapannya terhenti karena ucapan Axton yang membuat Luruh sontak saja menaikkan alisnya bingung.
"Hey anak kodok! Bisa-bisanya lu ngomong seenak mulut lu aja ya! Apa maksud lu sih sampe ngomong gak jelas begitu hah?! Lu pikir gue gak bisa marah apa gimana sih? Ini masalah serius dan lu bisa-bisanya berbicara kayak gitu!! Apa lu gak mikirin gimana kedepannya? Lu pikir gue mau apa nikah sama lu? Gak woy! Lu tuh harusnya ...," omel Luruh terhenti.
"Ya tinggal nikah aja susah amat? Gini aja deh lu mau mundur atau lu liat sendiri kalau Lara yang akan sengsara hidup sama gue? Dan parahnya perjodohan ini batal terus lu buat keluarga lu malu? Well kakak lu sakit parah dan pasti gak ada orang yang mau nikahin dia jadi lu sendiri yang pilih deh mau gimana tuh," tutur Axton santai.