Di saat Luruh berhasil mendudukkan dirinya di samping Lara tidak lama kakaknya langsung menggenggam tangannya lembut dan mengatakan hal yang tidak pernah di sangka-sangka oleh Luruh akan terucap dari kakak kandungnya sendiri.
"Kakak cuma mau minta satu hal, dek ... tolong gantikan kakak di perjodohan ini ya? Tolong ikuti permintaan kakak untuk kali ini saja ya sayang? Kakak tidak tau akan hidup sampai kapan jadi kakak tidak ingin membebani orang lain lagi dengan keadaan kakak ini dek," ucap Lara lembut.
Mendengar ucapan Lara membuat Luruh seakan-akan kehilangan nyawanya untuk beberapa detik, tetapi untunglah gadis itu bergegas mengumpulkan kesadarannya kembali dan jelas-jelas ia menolak "permintaan Lara" yang terdengar konyol di telinganya.
"Menggantikan perjodohan kak? Tidak tau hidup sampai kapan? Memang kakak pikir aku akan hidup lama? Umur memang tidak ada yang tau kak! Kakak ini berpikiran apa sih sampai ngawur begini? Daddy sama mommy begini pasti sudah memikirkan kebaikan untuk kakak ya harusnya kakak gak semudah ini melempar ke aku? Terus perasaan aku bagaimana ...," sahut Luruh datar.
Daizen dan Barbara juga tidak mengerti mengapa Lara bisa berpikiran seperti ini padahal gadis itu seharusnya memikirkan dirinya terlebih dahulu bukan malah mengatakan hal yang lagi-lagi menyakiti dan membingungkan untuk Barbara dan Daizen.
"Entah apa yang di pikirkan, Lara kali ini? Bisa-bisanya dia semudah itu meminta Luruh untuk menggantikan perjodohan ini? Bukankah sebaiknya Lara memikirkan nasibnya kelak ya? Luruh masih bisa mencari pasangannya dan mommy khawatir mereka malah jadi tidak akur dan ke depan-depannya akan terjadi salah paham," batin Barbara khawatir.
"Di satu sisi saya dan Barbara mengkhawatirkan Lara sedangkan di lain sisi mendengar ucapan Luruh malah membuat saya berpikir jika hal ini pasti menyakiti Luruh juga! Lalu sekarang saya harus bagaimana? Sebagai daddy saya hanya ingin mereka bahagia selayaknya gadis lainnya itu saja sudah cukup ... bukan malah jadi begini jadinya," batin Daizen sendu.
{ Obrolan 10 menit yang lalu }
Melihat kehadiran Lara yang terlihat begitu pucat seperti ini semakin membuat Barbara dan Daizen yakin jika permintaan mereka untuk Lara adalah hal yang tepat, sayangnya ucapan gadis itu justru seperti petir di siang hari.
"Anak mommy kenapa lesu begini? Sini sayang duduk samping mommy sama daddy, jadi gini ada yang mau kami minta ke kamu dan semua hal ini juga demi kebaikan kamu, sayang ... buat kami, kamu itu segalanya dan kami ingin kamu menikah dengan anak sahabat mommy sama daddy! Bagaimanapun kami ingin melihat kamu bahagia sayang," tutur Barbara lembut.
"Pemuda itu beberapa kali sering bertemu kamu dan Luruh kok sayang jadi tolong terima dia ya sayang? Daddy sama mommy akan merasa tenang jika kamu bersama pria yang tepat apalagi dia itu cukup baik juga ke kamu ya, sayang? Cobalah buka hatimu untuk dia," ucap Daizen serius.
"Dia baik padaku karena aku anak dari sahabat ayahnya, dad! Aku tidak ingin menikah dengan orang yang menatapku kasihan apalagi dia tau bahwa aku ini berbeda dari gadis lainnya mom! Cukup hanya keluargaku saja yang aku bebani jangan orang lain lagi ya ...," sahut Lara lembut.
Lara yang mengerti dengan ekspresi kedua orang tuanya yang jelas-jelas menolak permintaan dirinya membuat gadis itu meminta daddy dan mommynya memikirkan dirinya sekali lagi dan ia rasa Luruh yang lebih pantas untuk hal seperti ini.
"Sepertinya tekad mommy sama daddy sudah tak terbantahkan ya? Sekali ini saja bisakah kalian pikirkan perasaan dan diriku? Tubuhku harus menjalani pengobatan terus-menerus dan pemuda itu punya kesibukkan tidakkah kami hanya akan sibuk sendiri? Luruh jauh lebih pantas karena ia bisa membantu pemuda itu dibandingkan gadis lemah ini mom," tutur Lara serius.
Baru kali ini Barbara dan Daizen mendengar perasaan putri kesayangan mereka, tentu saja hati Barbara dan Daizen seperti terombang-ambing karena bagaimanapun juga baik Lara dan Luruh adalah putri mereka dan keduanya harus mendapatkan rasa sayang yang sama.
"Kamu ini bicara apa sayang? Kami menentukan hal ini karena hanya dia yang bisa membantu Lara loh, kenapa kamu malah membawa-bawa Luruh? Kamu tidak lemah, Lara! Kamu gadis yang hebat dan anak mommy layak untuk bahagia juga kok sayang ...," gumam Barbara sendu.
"Saat ini kebahagiaanmu harus kamu pikirkan bukan malah adikmu yang mungkin masih ingin menemui banyak hal sayang, bukankah sebaiknya seorang kakak menikah lebih dulu lagipula kami mengharapkan kebahagiaanmu dan pemuda itu pasti mengerti dengan kondisimu toh dia sudah mengenalmu, Lara! Cobalah percaya padanya sayang," ucap Daizen lembut.
Bukannya jawaban yang di dengar oleh Daizen dan Barbara melainkan Lara menjatuhkan dirinya berlutut hanya demi permintaan kecil yang ia korbankan demi kebaikan adiknya dan pemuda yang tak seharusnya terbebani seperti mantan yang masih ia cintai.
"Mom, dad ... kali ini aku benar-benar memohon dengan sepenuh hati! Tolong minta dan izinkan Luruh untuk menggantikan aku menikah! Demi kebaikan Luruh agar ia ada yang melindunginya dan agar pemuda itu tak terbebani seperti Giran Atmajaya! Dia memutuskan karena lelah dengan aku yang lemah ini jadi tolong kabulkan permintaan Lara kali ini ya," mohon Lara sendu.
Melihat princess kesayangan mereka sampai seperti ini membuat Barbara bergegas meraih tubuh ringkih itu ke dalam pelukannya dan ia memeluk Lara erat yang duduk di samping dirinya sedangkan Daizen yang tak sanggup menahan kesedihannya membuat dirinya pasrah dan ia mengiyakan permintaan Lara asal putri bahagia.
"Kamu lagi apa-apaan sih sayang, kamu tidak perlu sampai berlutut begitu ah! Mommy dan daddy hanya ingin kamu bahagia dan berhenti menyalahkan dirimu! Giran tidak bisa melihat betapa bernilainya dirimu dan bukan berarti tidak ada pria lain yang baik untukmu sayang, apa tidak sebaiknya kamu lihat dulu Axton itu bagaimana, sayang?" lirih Barbara lembut.
"Begitu ya? Kalau memang dengan hal kamu lebih bahagia dan sepertinya kamu memang ingin membantu adikmu ya mau bagaimana lagi ... daddy hanya bisa menyetujui permintaanmu, Lara! Tapi ingat satu hal kamu juga perlu memikirkan kebahagiaanmu ya nak," gumam Daizen sendu.
Senyuman bahagia terukir di wajah pucat itu dan tak lama gadis cantik itu menghapus air mata yang terus saja membasahi pipi kedua orang tuanya sebab jika saja Lara boleh jujur dirinya lebih sakit karena harus mengorbankan adiknya di tambah ia harus melihat mommy dan daddynya sampai menangis begini.
"Jangan menangis, mom ... dad! Aku tidak apa-apa asal kalian bahagia maka aku juga akan selalu bahagia untuk kalian! Nah sekarang tersenyum ya? Aku tidak ingin melihat kalian jadi menangis sampai seperti ini loh ... jangan khawatirkan aku! Aku bahagia," gumam Lara lembut.
Lalu dengan perasaan tidak tega, tetapi bingung juga membuat Barbara dan Daizen mau tidak mau mereka mengangguk-anggukkan kepala mereka setuju sebab bagaimanapun juga apa yang diucapkan Lara seperti permintaan sendiri dari hatinya.
{ Obrolanpun usai dengan keheningan }
Dalam diam Lara juga tidak tega membiarkan adiknya menikah dengan pria yang tidak ia kenal hanya saja ia juga tidak bisa terus-terusan hidup di samping adiknya jadi harus ada seseorang yang bisa melindungi adik kesayangan Lara saat dirinya tiada nanti.
"Alasan kakak memintamu menggantikan kakak karena penyakit kakak sewaktu-waktu bisa saja kambuh dan kakak takut jika hari kakak tiada tiba lalu kamu sendirian, terus nanti siapa yang akan melindungimu Luruh? Kakak hanya ingin kamu berada di orang yang tepat tidak seperti kakak yang di sia-siakan orang yang kakak cinta dek," tutur Lara lembut.
Ucapan Lara semakin membuat Luruh tidak bisa menerima hal semacam ini, ia tidak masalah jika di minta bantuan apapun hanya saja kakaknya jangan mengatakan perihal kematian seperti ini karena Luruh belum siap kehilangan kakak yang sangat Luruh sayangi.
"Sendirian? Omong kosong macam apa yang kakak bilang?! Tidakkah kakak tau bahwa di dunia ini hanya kakak yang aku butuhkan dan aku tidak siap kehilangan kakak ..," gumam Luruh sendu.