Dewa baru saja duduk di atas kursi kebesarannya lalu mengeluarkan ponsel yang sejak tadi berada di saku celana. Sebuah notifikasi pesan yang belum sempat ia baca datang dari Karlita. Jika menyangkut Karlita dan Hari Prasetya, selalu saja ketegangan melanda. Terlalu cemas memikirkan apa yang menimpa Hari Prasetya. Sahabat baik mendiang ayahnya yang sudah Dewa anggap layaknya seperti keluarga. Dewa, Om Hari terkena serangan jantung lagi. Hanya itu yang Karlita tuliskan. Namun, pikiran Dewa berkecamuk tidak karuan. Tanpa menunggu, Dewa men-dial nomor telepon Karlita, tapi tak ada jawaban. Apa gerangan yang sedang terjadi? Apakah ada sesuatu hal yang buruk pada Om Hari? Pertanyaan demi pertanyaan yang terlintas di kepala Dewa membuat pria itu tidak tenang. Di tengah kepanikannya, nama Rey