Tangan Kinan hampir meraih handel pintu untuk membukanya agar dia bisa keluar. Namun, dia urungkan. Karena mengingat akan satu hal. Wanita itu kembali membalikkan badan menatap pada Dewa yang tengah kembali menekuri pekerjaan dengan fokus pada laptop juga tangan yang bergerak lincah di atas keyboard laptopnya sedang mengetikkan sesuatu. Kinan berdecak. Dewa benar-benar mengabaikan juga mengacuhkan keberadaannya. Sedikit menyesal, kenapa tadi dia mau-mau saja diminta oleh Arimbi mengantarkan makan siang untuk Dewa. Itu sebab Kinan tidak ada kerjaan dan hanya bengong di rumah membuatnya bosan. Namun, rupanya keberadaannya di kantor ini pun tidak dianggap oleh Dewa. "Mas!" Panggil Kinan yang langsung membuat suaminya itu mendongak. Mengernyit dengan kedua alis saling bertaut. Dewa pikir Kina