When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Binar menatap kembaran kertas yang ada di depannya dengan seksama. "Jadi istrinya Pak Ilyasa pernah sakit dan tunggal beberapa bulan di luar negeri untuk melakukan pengobatan. Ini persis seperti ...." "Nak Zean, bisa ajak orang tuanya ke mari?" tanya Laras. "Nenek ini kenapa sih? Pakai acara manggil orang tua segala? Yang bilang aku mau nikah siapa?" protes Binar. "Memangnya kamu menolak?" tanya Laras. Binar diam. Diliriknya sekilas pria itu. Memang ada gadis yang akan menolak lamaran pria setampan itu? Terlepas dari sosoknya yang sering muncul tiba-tiba seperti hantu, tetapi pada dasarnya ia pria yang sopan dan ramah juga suka bercanda. Laras kembali menatap pemuda di depannya. "Bagaimana, Nak Zean?" "Maaf, Bu Laras. Tapi kebetulan ibu saya sedang sakit, jadi kemungkinan tidak bisa