Selamat membaca "Arghhh!" Valder menggebrak meja kerjanya kasar, lalu menutup wajah frustasi karena masih terus mengingat kejadian memalukan pagi tadi yang benar-benar menjatuhkan harga dirinya. Sebenarnya saat itu Valder hanya berpura-pura bersikap tenang untuk menutupi rasa malunya. Padahal kenyataannya, dia ingin menghilang dari hadapan Ganesa saat itu juga. Bagaimana bisa ia dipermainkan oleh seorang wanita? Parahnya lagi, wanita kampungan seperti Ganesa. "f**k!" umpat Valder penuh amarah dengan napas memburu. Sekarang bagaimana caranya ia bisa menunjukkan wajah di depan wanita sialan itu setelah ketahuan melecehkannya diam-diam? "Arrggh! Sialan!" Valder tak henti-hentinya mengumpati dirinya sendiri yang tiba-tiba mendadak bodoh seperti i***t di depan Ganesa. Padahal sebelumnya