Lututku rasanya lemas. Kueratkan genggaman tanganku pada gagang pintu, mencari kekuatan. Tak percaya dengan apa yang sekarang kulihat. Disana, disofa yang ada ruangan Jashon telah duduk dengan tenang kedua buah hatiku, bagaimana mereka bisa ada disini? “Mommy,” teriak kedua buah hatiku begitu mereka melihatku datang. Bagaimana mereka ada disini. Apa aku sedang bermimpi. Mereka memeluk kakiku kencang seraya mengguncangnya. “Maafkan kami mom... mommy masih marah ya sama Daffa ?” ucap anak tertuaku sambil menangis. “Mommy nggak sayang kita lagi ya karena sudah jahatin mommy. Maafin Bella ya mom. Daddy yang maksa kak Daffa buat ngomong bohong. Daddy ngancem kalo kak Daffa nggak ngomong kaya yang Daddy bilang, Daddy mau bunuh Bella... hiks... hiks... maafin kak Daffa ya mom. Bahkan Daddy ngg