Ini Takdir Bukan Kesialan

2312 Words

Keesokkan harinya. Aaron telah bangun pagi-pagi sekali. Rencananya, ia akan pergi untuk menemui orang tua wanita, yang kini tengah mengandung anaknya. Meminta restu, sekaligus meminta anaknya, untuk ia bawa ke jenjang yang lebih serius, yaitu menuju sebuah pernikahan. Pakaian yang sopan dan rapi pun ia kenakan. Beberapa kali, ia nampak mengatur napasnya yang terengah. Kenapa rasanya setegang ini?? Apa orang yang akan pergi melamar seorang wanita, akan merasakan hal seperti ini? Atau, hanya dirinya kah, yang mengalami hal demikian? "Ron, mana bajunya?" tanya Jesicca, yang baru saja datang, sehabis membersihkan diri di kamar mandi. "Itu, di atas tempat tidur," tutur Aaron seraya menunjuk tumpukan pakaian, yang sengaja ia beli untuk Jesicca. Karena rencananya, dari rumah orang tua Aar

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD