Bramasta makin bersemangat dengan adanya sikap berontak dan menolak dari Airin. Dia terus tertawa c***l sambil mulutnya berusaha mengurung pucuk d**a Airin yang telah muncul. Sementara itu, Airin terus menjerit keras-keras dan sekuat tenaga mendorong kepala Bramasta yang hendak menjangkau dadanya. Tokk! Tokk! Tokk! Bramasta tidak menggubris suara ketukan di jendela mobil, dia terus saja merangsek ke d**a Airin. "Mau sampai berapa lama, nih?" Ada suara di luar jendela. Bramasta lekas berhenti dari aksinya dan terkesiap, karena dia yakin, itu bukan suara teman dia. Bramasta merasa familiar dengan suara itu! Ketika dia mendongak ke atas untuk melihat pada kaca mobil, ada wajah Erlangga di sana dan di sekitar pria pelayan Sae itu, rupanya ada belasan orang lainnya berpakaian serba hit