Ketika Erlangga sudah berada di apartemen kecil minimalis dia, dia merebahkan diri usai mengurut kakinya dengan minyak gosok. Seharian ini sungguh melelahkan di Sae Fastfood. Pengunjung membludak dan itu artinya pekerjaan banyak untuk dia.
Tapi dia tidak mengeluh mengenai itu. Cukup usap-usapkan saja minyak gosok ke kaki yang pegal dan anggap ramainya pengunjung adalah sebuah berkah anugerah untuk bisnis dia. Bagaimana pun, Sae Fastfood akan menjadi miliknya, tidak lama lagi.
Tiba-tiba, pikirannya melayang ke Airin. Dia sudah tau nama gadis sopan itu setelah mendengar teman-teman si gadis memanggilnya. Airin, Airin ... begitu.
"Airin ..." Erlangga sampai menyuarakan nama itu sambil dia merebahkan diri memandang langit-langit kamarnya. Ada senyum muncul di wajahnya.
-0-0-0-0-
Hari Minggu, Erlangga mendapat shift malam. Ini merupakan shift malam pertamanya. Dan dikarenakan demikian, dia tidak bertemu dengan Airin.
Hei, memangnya kenapa kalau tidak bertemu dengan gadis sopan itu? Kenapa dia malah sedikit kecewa? Ohh, sudahlah. Untuk apa dipikirkan. Ada-ada saja ini otak, Erlangga merutuki benaknya sendiri.
Erlangga berangkat dari apartemen studio dia jam setengah sebelas malam. Jam shift dia kali ini adalah jam 11 malam hingga 7 pagi esok harinya.
Yang dia dengar dari karyawan lain, bahwa nantinya akan datang pelayan tambahan untuk Sae Fastfood cabang kampus Brajamuka. Entah para pelayan tambahan itu akan datang malam ini atau besoknya.
Biasanya, jumlah pelayan di Sae Fastfood antara 4 hingga 6 orang. Namun, perusahaan bisa membuat kebijakan khusus apabila ada Sae Fastfood yang sepi, maka dua pelayan bisa dipindah ke cabang yang lebih ramai.
Dan dikarenakan Sae Fastfood kampus Brajamuka sedang menjadi hits di kota tersebut, sudah pasti ada beberapa pelayan tambahan yang dipindah ke sana. Bahkan yang dia dengar, pelayan tambahan itu dari beberapa Sae Fastfood dari berbagai cabang kota lain.
Ini menimbulkan pertanyaan bagi Erlangga. Apakah di kota lain ada Sae Fastfood yang sangat sepi pengunjung? Kenapa bisa begitu? Rasanya dia harus memeriksa mengenai itu dan mempelajari apa saja kesalahan manajemen sampai terjadi sepi.
Dia tidak sabar ingin segera mengambil alih Sae Fastfood agar bisa dia benahi apa saja yang salah. Tahan dirimu, Tuan Muda. Bersabarlah.
Ketika Erlangga tiba di Sae Fastfood, ternyata cukup ramai di sana meski sudah hampir tengah malam. Ternyata para fans-nya begitu teguh hanya untuk bertemu pandang dengannya saja. Perempuan terkadang menakutkan jika sudah mengidolakan seseorang.
Ini pula alasan kenapa para pelayan tambahan itu ada beberapa yang sudah hadir di sana. Erlangga saling berkenalan dengan mereka. Meski dia agak menjaga jarak, namun dia tidak keberatan jika ada yang mengajak dia mengobrol sebagai sesama rekan.
Malam ini, Erlangga tidak sesibuk hari biasa. Tadi siang dia sudah kenyang tidur, sehingga kini tidak terlalu mengantuk. Apalagi sudah diganjal kopi satu mug, sudah cukup bisa membuat dia tetap terjaga dan segar dalam melakukan tugasnya.
"Wah, tumben yah shift malam begini masih banyak pengunjung." Karyawan perempuan merasa takjub akan perubahan di Sae Fastfood yang ini.
"Ahh, itu pasti karena mereka hendak mengerjakan tugas. Seperti biasanya, kan. Apalagi kita punya wi-fi gratis." Karyawan pria menimpali. Dia tidak ingin ada yang berpikir bahwa semua itu karena Erlangga.
"Jadi, di sini biasanya ramai atau tidak kalau shift larut begini?" tanya seorang pelayan pindahan.
"Biasa ramai, sih, walau tidak seramai ini." Si karyawan pria tadi berusaha menutupi kenyataan. Apalagi yang bertanya baru saja adalah karyawan perempuan. Mana mau dia memperlihatkan bahwa ini dikarenakan Erlangga.
Para pengunjung mulai kasak-kusuk sambil melirik ke Erlangga. Hal demikian kini sudah menjadi suatu adegan kewajaran di Sae Fastfood kampus Brajamuka. Entah dari mana para perempuan itu mengetahui jadwal shift larut malam Erlangga.
Namanya fans memang kadang menakjubkan jika mencari informasi mengenai idolanya. Tidak hanya itu saja, fans berat Erlangga juga mulai mengetahui dimana pria itu tinggal. Kadang mereka menunggui di depan apartemen si pria hanya untuk melihat wajah Erlangga saja.
Namun, yang sangat melegakan, adalah bahwa mereka tidak mengetahui jati diri asli Erlangga. Entahlah apa jadinya jika mereka tau siapa sebenarnya Erlangga, bisa-bisa mereka makin menggebu mengejar Erlangga.
Terkadang, hal paling menyebalkan bagi Erlangga sehubungan dengan fans dia adalah ada beberapa yang ngotot dan agresif, dari meminta foto bersama, atau mengikuti Erlangga, bahkan secara terang-terangan meminta nomor telepon Erlangga. Jika tidak diberi, maka merekalah yang memberikan nomor telepon mereka ke Erlangga.
Tentu saja kertas berisi nomor telepon dari mereka akan berakhir di tempat sampah jika mereka sudah berlalu dari hadapan Erlangga.
Seperti malam ini juga, ada pengunjung wanita yang cukup agresif mengajak kencan Erlangga kapanpun pria itu mau. Dia bahkan memberikan nomor teleponnya, berharap Erlangga memenuhi keinginan dia.
Dari gelagatnya yang agresif, Erlangga paham makna kencan dari wanita itu. Pasti tidak jauh dari hal-hal bernuansa kemesuman. Apalagi jika menilik pakaian minim ketat yang dipakai si wanita.
Benar saja. Saat Erlangga pulang dari kerja di jam 7 pagi, wanita itu ternyata membuntuti Erlangga secara diam-diam.
Ketika Erlangga hendak masuk ke apartemennya, tiba-tiba dia dikejutkan dengan si wanita tadi yang menyelonong ikut masuk dari belakang, membuat Erlangga terkejut setengah mati.
Wanita itu segera memeluk Erlangga, menekankan d**a montok dia pada d**a Erlangga sambil dia mengelus s**********n Erlangga dan mendesah. "Erlang ... Erlaaanggaaa ... hmmhh ... tolong aku."
Erlangga yang tidak menyukai tindakan lancang wanita itu, segera saja mendorong si wanita. Sayang sekali pintu sudah tertutup di belakang wanita itu. "Tolong keluar. Saya hendak beristirahat. Saya capek," ujarnya tegas setelah berhasil membebaskan diri dari pelukan wanita tadi.
"Capek, yah? Sini aku pijat." Wanita itu malah makin bertindak berani dengan menurunkan gaun pendeknya hingga kini hanya berpakaian dalaman saja di hadapan Erlangga.
Erlangga mengusap wajahnya secara kasar, jengah dengan perbuatan gila si wanita. "Nona, tolong jangan berbuat aneh di sini atau saya tidak segan-segan panggil polisi untuk menyeret Anda keluar."
"Erlangga kok begitu, sih?" Kini si wanita malah melepas bra sehingga p******a besar dia tereskpos di depan mata Erlangga.
Secara terburu-buru sebelum wanita itu makin gila dengan melepas celana dalamnya, Erlangga pun maju dan membuka pintu di belakang si wanita dan mendorong keluar wanita itu, hingga jatuh terduduk di depan pintu apartemen Erlangga.
"Hei!" pekik si wanita tanpa bisa melawan tenaga besar Erlangga saat mendorong dia. Bahkan dia hanya bisa bengong ketika Erlangga melemparkan semua baju yang ditanggalkannya. Dia hanya bisa meraih semua bajunya tadi dan berdiri untuk menggedor-gedor pintu di depannya yang sudah ditutup dan dikunci empunya apartemen. "Erlang! Erlaaang!" jeritnya.
Tindakan itu mengakibatkan tetangga apartemen Erlangga keluar untuk melihat ada kehebohan apa sebenarnya. Mereka terkejut melihat ada wanita hampir telanjang menggedor pintu tetangga mereka, Erlangga.
"Apa lihat-lihat, hah?!" Wanita itu membentak beberapa ibu-ibu yang terheran memandangi dia. "Aku ini pacar Erlangga!" akunya.
Tapi para tetangga tidak percaya. Apalagi tak berapa lama, muncul dua satpam apartemen untuk menggiring pergi wanita tadi.