Terusir Dari Rumah Sendiri

1130 Words
“Jangan lancang kamu, Mba! Kamu nuduh abangku mandul?” tanya Deby yang ikut bicara dan tak terima dengan ucapan Renata tadi. “Apa ubahnya dengan kalian yang selama ini menuduhku mandul? Aku rasa itu cukup adil untuk kita rasakan saat ini. Tapi, tidak bisa dikatakan adil jika aku baru saja mengatakannya satu kali ini. Sedangkan kalian, sudah sejak lama melemparkan tuduhan itu kepadaku!” ungkap Renata menjawab pertanyaan Deby dengan nada tak kalah sengit. “Kamu memang mandul, Renata! Buktinya, lima tahun jadi istri Gemilang, tetap aja nggak bisa hamil!” ucap Mayang lagi dengan bengisnya. Dia masih tidak terima jika Renata mengatakan Gemilang mandul, terlebih lagi ada Cherry – calon menantu yang sesuai keinginannya di sana. “Bisa aja mas Gemilang yang memang nggak bisa membuahi rahimku, makanya aku nggak hamil selama ini. Semua itu masih bisa terjadi dan selama ini juga, mas Gemilang sendiri yang nggak mau diajak konsultasi dan berobat ke dokter!” balas Renata tak mau kalah. “Mas! Aku pulang aja kalau gini. Aku nggak suka dengar keributan seperti ini terlalu lama. Kamu selesaikan dulu masalah sama istri kamu, baru hubungi aku lagi,” ucap Cherry tiba-tiba saja memecah fokus semua orang. “Jangan pergi, Sayang. Di sini aja nggak apa-apa kok.” Mayang berusaha mencegah kepergian Cherry dengan memegangi tangannya. “Tapi, aku nggak mau karena kedatangan aku semuanya jadi ribut, Mama. Aku pulang aja dulu dan nanti kita ketemu lagi setelah semuanya selesai dibahas.” “Nggak usah merasa seperti itu, Sayang. Mama nggak mau kamu pergi dari rumah ini, karena sebentar lagi kamu dan Gemilang pasti akan menikah. Gemilang nggak akan mempertahankan wanita bawa sial itu, Sayang.” “Mama benar, Sayang. Kamu nggak usah pergi,” cegah Gemilang pula. Kata sayang yang digaungkan Gemilang untuk Cherry di depan mata kepalanya saat ini, tentu saja membuat hati Renata semakin sakit. Namun, dia sekuat hati mencoba untuk menahannya. Tidak ada lagi yang bisa dia pertahankan di rumah ini dan dia pun tidak ingin menjadi wanita bodoh lagi. Lima tahun hanya berbakti pada mertua yang nyatanya memang tidak pernah mau menerima kehadirannya. Berusaha dan berjuang sendirian dalam merebut hati sang mertua. Namun, tetap saja dia selalu salah dan hanya dijadikan babu di rumah ini. Kini, habis sudah stok kesabaran Renata dan memang sudah seharusnya dia menyerah sejak lama. Hari ini akan dia lakukan dan buktikan bahwa dia tidak takut dengan perpisahan itu. “Mama mertuaku dan suamiku benar, Mba ... siapa tadi namanya? Cherry, ya? Kamu jangan terlalu cepat pergi dari rumah ini. Masa baru datang udah langsung mau pergi, bertahan dulu, dong beberapa tahun!” ucap Renata dengan kata dan nada yang jelas menyindir Cherry. “Maaf, Mba! Aku nggak akan menjadi seperti Mba juga lah kalau nanti menikah sama mas Gemilang.” Cherry membantah dengan keras. “Oke kalau gitu, silakan kamu ambil bekas aku itu dan hiduplah dengan baik di rumah ini!” “Udah miskin, jelek, sebatang kara, tapi masih aja belagu. Udah sana pergi!” usir Deby dan mendorong tubuh Renata hingga jatuh ke lantai. “Nggak ada gunanya lagi di sini dan nggak usah bawa apapun yang ada di rumah ini. Semuanya dibelikan sama abangku, jadi nggak boleh kamu bawa!” “Benar. Pergi sana dan jangan pernah datang lagi ke rumah ini apapun alasannya! Mulai detik ini kamu dan Gemilang bercerai. Kamu talak dia cepat, Gem!” titah Mayang pada putranya setelah berkata seperti itu. “Aku talak kamu sekarang dengan talak tiga, Renata Kusuma Wijaya binti Wijaya!” ucap Gemilang dengan sangat mantap dan juga tegas. Saat itu juga, luruh lah air mata yang sejak tadi berusaha Renata tahan. Di atas lantai itu, tubuhnya menahan sakit akibat hempasan tadi, dan sepertinya lutut Renata juga sedikit berdarah. Namun, hatinya lebih sakit dan berdarah lagi mendengar Gemilang menjatuhkan talak tiga untuknya. Renata masih bersimpuh di lantai itu dengan menahan rasa sakit dan perih lahir batinnya. Dia tidak mengira, di hari yang dia sangka akan merayakan kesuksesan Gemilang bersama-sama, dirinya justru diceraikan oleh sang suami tercinta. Selain itu, Gemilang juga terang-terangan membawa seorang wanita ke dalam rumah mereka yang siap untuk menjadi penggantinya. Hati wanita dan istri mana yang tidak hancur berkeping-keping saat semua itu terjadi begitu cepat dan tanpa bisa diprediksi? “Oke. Kalau memang seperti itu yang kamu mau, Mas. Aku menerima talak ini dengan senang hati dan aku berharap kamu nggak akan menyesalinya!” ucap Renata setelah berjuang keras meredakan tangisnya sendiri. “Apa? Menyesal? Jangan terlalu percaya diri kamu, Renata! Aku justru akan sangat bersyukur melepaskan kamu hari ini!” balas Gemilang dengan sangat sombongnya.. “Baiklah, Mas! Aku rasa perjuanganku untuk kamu juga udah berakhir hari ini. Selama pernikahan, apapun yang aku lakukan dan berikan untukmu, aku anggap sedekah. Untuk baktiku kepada ibu mertua yang nggak pernah dianggap baik dan cukup, aku merelakan semuanya dan sudah memaafkan. Tapi, aku nggak akan pernah lupa dengan semua yang pernah kalian lakukan padaku!” ungkap Renata lagi dan kali ini tatapan matanya bengis seperti bukan Renata yang sebelumnya. Wanita itu berdiri dengan sedikit susah payah, karena lututnya memang terluka dan berdarah. Akan tetapi, hal itu tidak menjadi penghalang bagi Renata untuk bisa bangkit dari rasa sakit dan juga penghinaan keluarga suaminya itu. “Jangan bicara seolah kamu adalah pahlawan dalam karir dan keluargaku!” bantah Gemilang lagi. “Aku nggak bilang seperti itu. Tapi, apa yang kamu raih saat ini tak luput dari bantuanku, Mas!” “Cih! Sombong banget. Udah diceraikan mas Gemilang, malah jadi gila kamu, ya? Ngomongnya jadi ngelantur ke mana-mana.” “Iya. Mulai nggak waras otaknya karena baru aja diceraikan sama Gemilang. Nggak tanggung-tanggung loh, langsung talak tiga!” “Otaknya langsung ngeblank, Ma! Apa perlu kita telpon rumah sakit jiwa, ya Ma?” “Nggak perlu repot-repot, Sayang. Biarin aja dia terlantar dan menggembel di jalanan. Ngapain kita peduli sama dia!” Percakapan Deby dan Mayang itu diiringi gelak tawa keduanya dengan nada merendahkan. Renata mengepalkan tangannya menahan amarah karena sudah dihina sedemikian rupa oleh dua orang wanita itu. Sementara Gemilang hanya tersenyum tipis menanggapi ucapan keluarganya pada Renata saat ini. “Udah deh, pergi sana! Nggak usah banyak alasan lagi kamu! Aku dan Cherry mau makan malam romantis malam ini. Nanti, aku telpon kamu kalau surat cerai udah selesai. Tenang aja, semuanya aku yang bayar karena aku yang menceraikan kamu!” ucap Gemilang yang menyepelekan Renata. “Kamu nggak kasih dia uang saku, Mas? Nanti dia mati kelaparan sebelum surat cerai kalian beres gimana?” tanya Deby mengejek dan kemudian tertawa ngakak bersama Mayang juga Cherry. “Aku nggak butuh sumbangan receh dari kalian. Uangku bahkan bisa membeli mulut dan sekaligus hidup kalian yang tak ada artinya itu!” kata Renata dengan nada sombong dan angkuhnya, yang selama ini tidak pernah dia tunjukkan pada siapapun di dalam keluarga Gemilang.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD