Hari Pertama (2)

1626 Words

“Di mana orang itu?" Indra buru-buru meletakkan berkas di meja, melirik karyawan lain yang mulai bertanya-tanya apa yang terjadi, kemudian berbisik ke telinga Ayana, “Dengar, Nona, perusahaan ini belum pernah menerima karyawan magang. Semua karyawan harus lulusan terbaik, dan sudah punya pengalaman minimal satu tahun. Jika Anda membuat keributan dan mengundang perhatian orang lain, nama baik Pak Isa bisa tercoreng dan saham perusahaan bisa dalam bahaya.” Ayana menyeringai. Apapun yang membuat Isa menderita, selalu menarik perhatiannya. Berdeham pelan, Ayana melembutkan suaranya, “Dengan kata lain, kalau Isa ketahuan menerima pegawai magang, perusahaannya bisa dalam bahaya?” “Bisa dibilang begitu, tapi itu tentu saja bukan bahaya─” yang sangat besar. “Oke,” potong Ayana. Padahal Indra

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD