Melihat siapa yang datang, hatiku mencelos seketika. Hampir tak mempercayai siapa yang terlihat oleh indera penglihatanku saat ini. Rey? Dia … benar-benar Rey? Lelaki kurang ajar yang menganggapku tak lebih dari jalang saat melihatku jalan dengan suamiku sendiri? "Hai, sendirian aja?" ucapnya seperti ingin berbasa-basi. Menyadari mataku penuh oleh linangan air mata, aku buru-buru membuang muka. Tak berniat memamerkan sedikit pun tangisan di hadapan lelaki tak bermoral ini. Takut ditertawakan. Sungguh, hanya dengan mendengar suara dan melihat wajahnya saja, dadaku terasa seperti dihantam benda berat kembali. Ya, penghinaannya baru terjadi malam tadi, 'kan? Wajar saja masih jika masih terngiang di telinga. "Lagi ada masalah?" Aku rasa … dia bisa dikategorikan sebagai lelaki paling kepo