Nantang Perang

2111 Words

Tanpa banyak bicara aku mengambil baju-bajuku dari dalam lemari dan menyusunnya di koper tanggung milikku. Tekadku untuk pergi dari rumah ini sudah bulat. Bukankah aku tak diharapkan di sini? Jadi, apa gunanya bertahan kalau ternyata keberadaanku tak diinginkan dan hanya menghadirkan penyesalan? Rasa perih dan kecewa yang sedari tadi menguasai hati memaksa kedua mataku meneteskan bulir bening lebih deras. Tenggorokanku yang rasa tercekat membuat isak tangisku tertahan saat melipat baju-bajuku dan memasukkannya ke dalam koper. Tak menyangka ternyata kehidupan pernikahan berjalan serumit ini. Bayang indah dan mesranya pasangan pengantin baru, nyatanya cuma ada dalam angan dan khayalan. Benar, realita tak sesuai ekpektasi. Jauh api dari panggang. "Mau ke mana kamu, ha?" Mas Andre mencengk

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD