"Kamu lagi di mana emangnya? Sorry banget, Ndri, aku lagi nemenin Mama kontrol di RS. Nggak mungkin aku tinggal." Pertanyaan sekaligus pernyataan yang dilontarkan Mas Rafly barusan, benar-benar tak memuaskan dan membuatku geram bukan main. Bukan aku geram atas bakti Mas Rafly pada ibunya. Namun, geram pada keadaan yang seolah selalu mengaminkan dan menegaskan kalau aku adalah pecundang sejati. Aku mendengkus kasar dengan emosi yang masih menguasai diri. Gemuruh hebat dalam d**a yang sedari tadi menaungi tak juga beranjak pergi. Gagal sudah rencanaku untuk memanas-manasi suamiku yang sedang mabuk janda itu. Sial! Kututup sambungan telepon dengan Mas Rafly tanpa basa-basi. Mengucap salam pun tidak. Ah, sudahlah. Tak mau membuang waktu, tanganku lantas gerak cepat menekan aplikasi ojek o