Aku bangkit dan menarik langkah menuju kamar. Ingin rasanya segera beristirahat untuk menenangkan hati dan pikiran yang sedari tadi dilanda perasaan galau dan cemburu. Cemburu pada satu orang yang entah kenapa hidupnya mendadak selalu tergantung pada suamiku semenjak pertemuan kami hari itu. Aku yang telah berbaring di atas ranjang, meletakkan ponsel di atas nakas setelah mengakhiri aktivitas berbalas pesan tak penting dengan Daniel. Jari-jemariku lantas bergerak memijit pelipis, berusaha menghalau denyut yang sedari tadi membuat kepala terasa berat. Tak lama kemudian, aku uru-buru memiringkan tubuh menghadap nakas saat menyadari suamiku menyusul masuk ke kamar. Sungguh, rasanya malas sekali membahas pasal apa pun lagi dengannya. Ya, aku memang cemburu berat pada janda muda itu. Janda m