Pertanyaan Darren seketika membuat seluruh tubuh Natt membeku dan wajahnya memucat. Di detik berikutnya, Natt berusaha menguatkan hati. Menampilkan ketenangan dalam air mukanya dan menatap langsung mata Darren yang memicing curiga. Kekesalan memberinya sedikit kekuatan untuk menghadapi Darren. “Tidak.” Darren langsung mendengus puas. “Aku sudah menduganya.” “Kau jatuh dari tangga karena menyelamatkanku,” lanjut Natt tanpa melepaskan pandangannya dari kedua bola biru Darren. Kepuasan seketika raib dari wajah Darren, menyisakan keterkejutan yang tak terduga bercampur kecewa. “Kenapa?” Salah satu alis Darren terangkat tak suka. Satu kata sesingkat itu terasa seperti tombak yang dihujamkan Darren tepat di d**a Natt. Fakta yang coba Darren ingkari. Pandangan mata Darren seperti ketika diri