Bab 05 - Dibuang

1129 Words
Lerina bangun pagi-pagi hanya membuatkan sarapan untuk Samuel, pria yang telah melamar dirinya untuk menjadi tunangan pria itu. Lerina tersenyum melihat makanan yang dibuatkan oleh dirinya untuk Samuel dan memasukkan ke dalam rantang, lalu dia berjalan menuju kamarnya dan melewati kedua saudaranya yang menatap Lerina dengan tatapan tidak suka mereka. “Dia kenapa masih saja berharap pada pertunangan bodoh itu? Aku yakin, kalau Samuel sudah mengikat dia dalam pertunangan. Dia tidak akan pernah bisa membahagiakan Tuan Puteri kita,” ucap Lorens menghela napasnya kasar. Levin juga mengangguk, dia yang menjadi saudara kembar Lerina, dan selalu menemani Lerina dari dalam kandungan sampai ketika mereka dewasa sekarang. Dia selalu mengerti perasaan Lerina, dan kalau gadis itu sedih. Maka dirinya juga merasakannya. “Aku tidak mau dia tersakiti.” Ucap Levin, dan menatap pada bekal yang susah-susah dibuat oleh Lerina. Dan dia berharap Samuel akan menerima bekal yang dibuat oleh Lerina dan tidak membuangnya. Levin mengambil tasnya, dan beranjak dari meja makan. Orang tua mereka sedang tidak ada di rumah, ayah mereka memiliki urusan binis ke luar negeri dan mengajak ibu mereka. Dan Levin ada beberapa penting yang harus dihadiri oleh dirinya pagi ini. “Kau masih mau di sini? Sudahlah. Kalau dia tidak mau dibilang membatalkan pertunangan itu, kita bisa apa? Kita tidak bisa melarangnya terus menerus. Itu pilihannya, dan kita hanya bisa menjaga dia dari jauh dan kalau dia disakiti oleh pria b******k itu, maka kita akan langsung menghajar pria b******k itu,” ucap Levin diangguki oleh Lorens. Memang benar, kakak perempuannya itu susah sekali untuk dibilang untuk jangan percaya pada lelaki seperti Samuel. Namun dia masih tidak mau mendengarkan mereka. Dan mereka bisa apa? Mereka tidak bisa melarangnya lebih jauh lagi. Lerina kembali ke ruang makan dan mengambil rantang yang sudah disiapkan oleh dirinya tadi, dan membawanya. Dia akan ke perusahaan milik Samuel. Dia sudah sering ke sana, dan semua karyawan di sana sudah mengenal dirinya dengan baik. Dan tahu dia anak siapa. Siapa yang tidak tahu keluarga Cullens dan Avander. Keluarga yang berpengaruh di Amerika, dan memiliki perusahaan raksasa dan banyak pembisnis yang takut dengan keluarga mereka. Dan tidak pernah main-main dengan mereka. Lerina masuk ke dalam mobilnya, dan melajukan mobilnya menuju perusahaan Samuel. Hanya menempuh waktu empat puluh lima menit, Lerina sudah sampai di perusahaan Samuel. Dan memakirkan mobilnya. Lerina keluar dari dalam mobilnya, dengan membawa tas Gucci keluaran terbaru, dan juga semua yang ada di tubuhnya dan ia pakai adalah keluaran terbaru. Dan kalau ditotalkan semua pakaian yang dia pakai, akan mencapai angka fantastis. “Selamat siang Nona.” Sapa resepsionis pada Lerina. Lerina tersenyum mendengarnya dan mengangguk, banyak karyawan di perusahaan Samuel menyukai Lerina yang ramah dan tidak sombong sama sekali. Karena gadis itu akan tersenyum ramah dan membalas sapaan mereka semuanya. Lerina menekan tombol lift dan menatap pada rantang di tangannya dengan senyuman manisnya. Lerina keluar dari dalam lift, dan berjalan menuju ruangan Samuel. Lerina yang akan membuka pintu ruangan itu, tangannya dicegah oleh sekretaris Samuel. “Maaf, Nona. Tuan Samuel tidak mau diganggu termasuk oleh anda. Dia ada tamu di dalam sana,” ucap sekretaris tersebut. Lerina yang mendengarnya mengangguk, dan menunggu di sofa di depan meja sekretaris, dan berharap Samuel segera keluar dari dalam sana dan mengizinkan dirinya masuk ke dalam ruangan pria itu. Lerina menghela napasnya, ini sudah satu jam berlalu, dan Samuel masih belum keluar dari dalam sana. “Tamu Samuel laki-laki atau perempuan?” tanya Lerina. Sekretaris Samuel mengaruk pelipisnya, dan dia tidak tahu harus menjawab apa. Karena tamu atasannya itu seorang perempuan berpakaian seksi, dan dia tahu apa yang dilakukan oleh atasannya di dalam sana dengan wanita itu. Dan yang dia tahu juga, wanita yang duduk di depan mejanya sekarang adalah calon tunangan atasannya. Sungguh b******n sekali atasannya ini. Sudah mendapatkan tunangan yang cantik dan juga dari keluarga kaya raya, dan masih saja bermain wanita dan tidak berubah. Dan kalau dia menjadi Lerina, dia sudah mencampakkan Samuel, dan dia tidak akan mau bersama Samuel lagi. “Perempuan Nona. Dan sebentar lagi Tuan Samuel akan keluar,” jawabnya. Mata Lerina berbinar ketika melihat pintu ruangan Samuel terbuka, Samuel keluar dari dalam ruangannya bersama seorang perempuan. Dan Samuel menatap datar pada Lerina yang berdiri di depannya dengan senyuman manisnya dan di tangannya ada rantang. “Samuel!” ucap Lerina berjalan mendekati Samuel. Samuel menyuruh wanita yang ada dalam ruangannya tadi untuk pergi, dan jangan mengatakan apa pun. Wanita itu mengangguk mengerti dan pergi dari hadapan Samuel tanpa mengatakan apa pun. Dan dirinya berharap Samuel mau menemui dirinya kembali nantinya. “Lerina, apa yang kau lakukan di sini?” tanya Samuel datar. Lerina yang ditanya cemberut. “Aku mau mengantarkan makanan untukmu. Memangnya tidak boleh?” tanya Lerina melihatkan rantangnya pada Samuel. Samuel yang mendengarnya mengambil rantang yang ada di tangan Lerina, dan tanpa perasaannya dia mengusir Lerina—calon tunangannya sendiri. Dan tidak memikirkan perasaan Lerina yang sangat sakit mendengar pengusiran Samuel pada dirinya. “Pergilah! Dan terima kasih atas bekal yang kau bawa.” Ucap Samuel dengan ekspresi datarnya. Lerina yang mendengarnya mengangguk, dan dia mengecup pipi Samuel yang terasa berkeringat dan agak bau lain dari tubuh calon tunangannya ini. Lerina hanya bisa tersenyum dan pergi dari sana dengan wajah tertunduknya yang membuat sekretaris Samuel yang melihat itu merasa kasihan dengan apa yang dilakukan oleh atasannya pada gadis sebaik Lerina . Setelah kepergian Lerina, Samuel dengan teganya membuang rantang yang dibawa oleh Lerina tadi ke tong sampah. Membuat sekretaris Samuel terkejut melihatnya. Kalau atasannya tidak mau, bisa diberikan padanya makanan yang dibawa oleh Lerina bukan membuangnya. “Tuan kenapa dibuang?” tanyanya. Samuel menatap datar pada sekretarisnya. “Aku tidak mau memakannya? Kenapa? Kau mau memunggutnya. Silakan.” Ucap Samuel tanpa perasaan dan kembali masuk ke dalam ruangannya. Sekretaris Samuel berdiri dari kursinya, dan berjalan menuju tong sampah dan mengambil rantang yang masih utuh itu dan tidak keluar isinya sama sekali. Dan dia membawa rantang itu ke mejanya. Sayang sekali kalau makanan ini dibuang. Dia mencicipi masakan dibuat oleh calon tunangan atasannya. Rasanya sangat enak sekali. Atasannya akan menyesal telah membuang makanan ini. Samuel yang ada dalam ruangannya, menatap pada kotak cincin yang ada di tangannya, dia sangat enggan bertunangan dengan Lerina. Tapi, kalau dia tidak bertunangan dengan Lerina, maka ibunya akan merasa sedih. Ibunya hanya mau Lerina untuk dijadikan menantu dan bukan orang lain. “Aku sangat membenci pertunangan ini, dan aku akan bersikap baik untuk membuat dia menjadi tunanganku. Dan aku tidak bisa bersikap sepenuhnya baik padanya,” ucap Samuel, dan menyimpan kembali cincin pertunangannya dengan Lerina, yang akan dipasang oleh dirinya sebentar lagi di jari gadis itu. Samuel melanjutkan kembali pekerjaannya, dan melepaskan dasi yang melekat pada lehernya, karena dia merasa puas dengan layanan yang diberikan oleh wanita tadi padanya. Lain kali dirinya akan menyewa wanita tadi untuk memuaskan dirinya, dan membuat nafsunya tertuntaskan dengan baik.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD