Alle menoleh, memberikan senyuman pada seorang perempuan yang sedang duduk di teras mengamati pekerjaannya. Ia memang melarang Sila ikut membersihkan mobil mereka. Ia bisa melakukannya sendiri. Setelah selesai dengan si hijau milik kekasihnya, baru dia beralih membersihkan si hitam kesayangannya yang sudah menemani bertahun-tahun. Ia sudah berpikir untuk mengganti mobilnya, tapi Sila bilang selama mobil masih nyaman, ngapain buang-buang uang buat mobil baru. Lebih baik uangnya di tabung buat masa depan. Ia kembali tersenyum saat mengingat percakapan mereka. *** “ Iya ya… buat masa depan kita.” Sila hanya meliriknya. Mereka masih bergelung di atas sofa dengan layar televisi yang menyala. Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam, tapi keduanya masih belum berkeinginan untuk masuk ke dalam ka