Rasanya Alle tidak ingin mempercayai apa yang kedua matanya temukan. Kekasihnya tidak sendirian. Wanita itu bersama pria yang ia sebut sahabat. Tidak hanya itu, ia juga melihat bagaimana Ulin menggenggam tangan Sila, yang adalah kekasihnya. Kalau tidak ingat di mana dia sekarang berada, bisa dipastikan ia sudah menerjang pria itu. Memukul wajah itu berkali-kali karena berani menggenggam tangan Sila di depan mata kepalanya sendiri. Kedua rahang pria itu terkatup rapat. Semakin keras hingga urat-urat di sekitar leher mulai menonjol keluar. Mencoba mengendalikan emosi, Alle mengalihkan pandangan mata. Menarik nafas panjang-panjang, lalu mengembuskannya perlahan. Berharap bisa sedikit mendinginkan kepalanya yang sudah memanas, bahkan nyaris meledak. Sekalipun Sila memanggilnya sayang… Alle mer