Aku belum mati?

1364 Words
Satu bulan pun berlalu. Di dalam ruangan serba putih dan tercium bau obat-obatan, ada seorang pria yang berbaring diatas ranjang, wajahnya putih dan pucat dan matanya masih tertutup rapat dan tubuhnya diam tak bergerak. krekkk' .... Terdengar, suara pintu yang sedang terbuka dan seorang pria bertubuh besar dan tegap datang dan menghampirinya bersama dokter dan beberapa perawat yang berada di sampingnya. Pria itu bernama Jerry, sahabat sekaligus orang kepercayaan Ferriano. Saat ini, pria itu duduk tepat di sampingnya dan dia terus menatap Ferriano yang sedang berbaring tidak sadarkan diri, dengan wajah putih pucat dan dia masih diam tak bergerak. Dengan tatapan sedih Jerry pun berkata, "Bos! mau sampai kapan kamu akan tidur selama ini? Kami menunggu kau untuk bangun bos!” ucap Jerry sambil mengusap kasar wajahnya. Dia terlihat sangat sedih dan terlihat dari raut wajahnya jika dia tidak mau kehilangan Ferriano saat itu juga. Namun. Baru saja Jerry berhenti bicara. Tiba-tiba saja, jari-jari milik Ferriano pun mulai bergerak sedikit demi sedikit. Tanpa disengaja, Jerry melihat gerakan itu dengan sangat jelas, walaupun terlihat pelan tapi dia yakin jika Ferriano memang sedang menggerakan jarinya. Karena dia merasa sangat yakin, Jerry pun langsung tersenyum bahagia dan juga, dia merasa yakin, jika apa yang sering dia ucapkan, telah didengar oleh dirinya itu. Karena sudah merasa sangat yakin, Jerry dengan penuh semangat, dia pun langsung memanggil dokter secepatnya. Kebetulan dokter itu berada tepat di belakangnya saat ini. "Dokter, lihat itu! Tangannya mulai bergerak!" Ucap Jerry sambil menarik tangan dokter itu dan menunjuk ke arah tangan Ferriano yang gerakannya semakin terlihat jelas. Dokter itu pun langsung memeriksanya dan dia pun tersenyum cerah. Karena akhirnya Ferriano bisa bangun kembali. Awalnya mereka sudah putus asa karena Ferriano diprediksi tidak akan pernah bangun lagi untuk selamanya. Secara perlahan, Ferriano pun mulai membuka kelopak matanya dan matanya pun mulai terbuka dan dengan pandangan sedikit kabur dia pun mulai melihat ke sekelilingnya. Saat Ferriano membuka mata, dia langsung melihat ke seluruh ruangan yang berwarna serba putih dan bau obat-obatan yang menyengat di hidungnya itu, sehingga membuat Ferriano langsung tersadar jika dia sedang berada di rumah sakit. Setelah itu, Ferriano pun melihat ke arah samping tempat tidurnya dan melihat ada Jerry, bersama dokter dan beberapa perawat telah mengelilingi dirinya. Tubuhnya penuh dengan selang dan mulutnya tertutup masker untuk mensuplai oksigen ke dalam tubuhnya. Leon menatap Jerry dengan tatapan bingung. Dia bingung karena dia masih hidup. Pikirannya pun kembali sebelum dia berada saat ini. Harusnya dia sudah mati karena terkena tembakan dari Rafael tapi kenapa dia masih hidup? Ribuan pertanyaan mulai menghampiri seluruh pikirannya saat ini. Dia ingin bicara tapi mulutnya masih terdapat masker dan selang yang menutupi mulutnya saat ini. Dokter dan perawat pun membantu melepaskan selang-selang yang berada di dalam mulut Ferriano dan setelah melepaskannya. Pada akhirnya, dia pun bisa bernafas lebih lega. Jerry tersenyum gembira dan dia menggenggam erat telapak tangannya Ferriano. "Bos, akhirnya kau bangun!" Ucap Jerry dengan tatapan penuh kebahagiaan. Sementara itu, Ferriano masih menatap Jerry dengan wajah pucatnya dan bertanya, “Jerry, kenapa aku masih hidup?” Mendengar itu, Jerry merasa terkejut dengan kalimat pertama yang dilontarkan langsung dari mulutnya Ferriano kepadanya. “Bos, kenapa kau mengatakan hal semacam itu? Bos, kau selamat karena kami datang setelah Rafael pergi meninggalkan kau. Untungnya kami tidak terlambat. Jika saja kami terlambat, mungkin kau sudah berbeda alam dengan kami," ucap Jerry, dia pun menunduk sedih. Karena dia tidak menjaga rumahnya Ferriano dan pergi bersenang-senang bersama rekan yang lain. Karena dalam pikiran Jerry. Dia tidak mau mengganggu malam pertama Ferriano bersama Angela. Ferriano pun menghela nafas panjang. Dia baru sadar jadi masih terlihat seperti orang linglung saat ini. Dokter pun memeriksa keadaan Ferriano setelah melepaskan semua selang yang berada di dalam tubuhnya. Sebelumnya. Keadaan Ferriano terlihat seperti mayat hidup, yang kehidupannya hanya bergantung pada selang dan alat-alat yang menempel pada tubuhnya. Tapi sekarang, keadaannya sudah membaik dan dokter terus memeriksanya saat ini. Ferriano yang sedang di periksa oleh dokter dan tubuhnya masih sangat lemah hanya bisa menghela nafas panjang dan bertanya lagi. “Bagaimana dengan Angela? Apakah dia bisa diselamatkan?” Tanya Ferriano dengan suara lemah. Jerry hanya bisa menundukkan, karena dia merasa sangat bingung dan harus menjawab apa, karena Angela sudah meninggal terlebih dahulu sebelum dia sempat membawanya ke rumah sakit. Melihat ekspresi wajahnya Jerry. Ferriano pun tahu, jika Angela alias Lily sudah meninggal. Luka tembak itu sudah menembus jantungnya. Mengingat itu semua, Ferriano pun langsung menitikkan air matanya, dia kehilangan satu-satunya orang yang paling berarti dalam hidupnya. Satu-satunya wanita yang paling dia cintai kini pergi meninggalkannya. "Dia sudah meninggal? Ya kan? Ayo katakan yang sejujurnya Jerry? Jangan kau tutupi lagi dariku!" Ucap Ferriano. Dia sudah menyiapkan hatinya karena sudah kehilangannya. Jerry menganggukkan kepalanya, karena dia tidak bisa menjelaskannya lagi kepada Ferriano dan juga, dia sudah menjawabnya sendiri saat itu juga. "Iya, dia sudah meninggal. Saat kami datang, Angela sudah tidak bernafas lagi dan tubuhnya juga sudah dingin. Tapi dia terus memegang tangan kau Bos. Aku harap kau bisa merelakan kepergiannya itu," ucap Jerry. Pria berpostur besar, berwajah kebule-bulean itupun akhirnya ikut menitikkan air matanya dan ini adalah air mata pertamanya karena dia adalah orang paling dekat dengan Ferriano dan juga Angela. Ferriano kembali menghela nafas panjang lagi. Dia harus merelakan kepergian Lily nya dan menjalani kehidupan barunya serta mengikuti keinginan Lily agar dia menjalani hidup yang jauh lebih baik. Meninggalkan dunia hitam yang membuat tangannya penuh dengan darah hasil membunuh banyak orang. Walaupun orang-orang itu adalah penjahat yang pantas dia hilangkan dari muka bumi ini. Setelah itu, Ferriano pun menatap kearah Jerry dengan tatapan sedihnya dia pun bertanya, "Berapa lama aku disini?" Mendengar itu. Jerry menghapus air matanya dan menjawab, "Satu bulan. Kau tidak sadar sudah satu bulan Bos. Aku mengira kau tidak akan bangun lagi," ucap Jerry. Dia masih menangis sampai mengeluarkan cairan bening dari hidungnya. Sruttt … sruttt … Dia mengusap hidungnya dengan pakaiannya karena itu sangat mengganggunya saat bicara. Melihat tingkah Jerry yang tidak sesuai dengan gaya aslinya. Ferriano tiba-tiba saja, ingin sekali tertawa, karena dia melihat Jerry yang terlihat sangat lucu itu. Hingga, pada akhirnya. Ferriano pun tidak bisa menahannya lagi. "Hahahhaha … Jerry, kau terlihat sangat lucu, sudahlah! Kau tidak cocok menjadi pria melankolis semacam itu!" Ucap Ferriano sambil tertawa sangat keras. Saat dia melihat Jerry yang menangis itu, bahkan sampai mengeluarkan ingus seperti itu. Mendengar itu. Jerry pun langsung menundukkan kepalanya karena dia merasa sangat malu, dia tertawa dan langsung menutup mulutnya dengan telapak tangannya itu. "Sial! Bos kau malah tertawa seperti itu. Aku menangisi nasibmu Bos tapi kau malah seperti itu," ucap Jerry sambil tertawa malu. Mendengar itu. Ferriano pun berusaha bangun dan dia merubah posisinya menjadi duduk. "Sial! Tubuhku mengapa seperti ini sekarang?" Umpat Ferriano saat melihat kulit tubuhnya semakin terlihat putih dan bersih seperti kulit wanita pada umumnya. Lalu. Dia melihat kearah kaca yang berada tepat di sebelahnya dan melihat wajahnya terlihat semakin tampan dan lembut seperti wanita. Melihat itu, Ferriano pun berteriak keras. Dia merasa jika wajah tampan namun menyeramkannya itu, telah berubah menjadi wajah lembut dan manis seperti pria-pria yang ada di televisi. "Apa! Ini … ini … wajahku?!" Teriak Ferriano sambil menyentuh wajahnya. Wajahnya sangat lembut dan jika dia seorang wanita pasti dia juga akan tergila-gila saat melihatnya saat ini. Jerry langsung merasa panik dan dia langsung mendekati Ferriano. "Bos, kau kenapa?" Tanya Jerry dengan tatapan anehnya. "Jerry, apakah ini aku? Ini pasti bukan aku kan? Oh Tuhan! Kenapa aku bisa setampan ini!" Ucap Ferriano sambil tertawa sendiri, karena dia tiba-tiba memuji dirinya sendiri. Jerry menepuk dahinya. Dia merasa ketakutan saat mendengar teriakan histeris Ferriano tapi pada saat mendengar ucapannya. Jerry hanya bisa menghela nafas panjang dan tertawa melihat tingkah konyol Bosnya yang baru bangun dari komanya. "Sial! Kau membuatku terkejut Bos. Jantungku terasa akan loncat saat mendengar teriakan kau Bos," umpat Jerry sambil mengelus d**a bidangnya. Mendengar itu, Ferriano pun kembali tertawa dan menatap Jerry yang masih terlihat pucat karena terkejut. "Hahahhaha … kau terlalu serius Jer, aku hanya bercanda. Tapi aku memang benar-benar terkejut dengan wajahku ini. Kenapa aku terlihat semakin tampan saja. Ataukah Tuhan menginginkan aku untuk berubah, seperti perubahan dalam wajahku ini," ucap Ferriano . Dia tiba-tiba memiliki sebuah ide. Ide yang nantinya akan merubah semua alur dalam kehidupannya. -bersambung- Dhini_218 only on: Dreame n Innovel
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD