CHAPTER 18

1720 Words

Wendy tampak masih ragu. Jujur saja, Wendy bukannya takut, dia hanya malas. Malas jadi pusat perhatian. Malas menjadi bahan obrolan. Jika orang-orang bicara langsung di depannya—Wendy tak masalah. Wendy tak suka orang bicara di belakangnya. “Udah ayo, nungguin apalagi?” tanya Bibi geregetan karena sahabatnya itu tampak masih ragu-ragu. Bibi menarik lengan Wendy, membawa Wendy meninggalkan gedung FH. Seperti yang sudah-sudah, lapangan tampak sangat ramai. Bahkan lebih ramai dari sebelumnya. Mungkin karena ini adalah final. Wendy dan Bibi mendapatkan tempat duduk di tribun paling atas. Padahal rasanya mereka sudah datang cepat, tapi tetap saja tidak kebagian tempat duduk yang di bawah. Tapi ya sudahlah.Pertandingan belum mulai. Para pemain dari masing-masing tim masih sibuk dengan kegiat

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD