Part 5

695 Words
Lula segera membuka matanya,menekan dadanya yang terus berdebar hebat. Sial! Kejadian pagi tadi membuat tidur siang Lula terganggu. Ah...bisa-bisanya aku berfikiran jorok...!!tapi mimpi itu?kayak nyata. Lula menggelengkan kepalanya memukul-mukulnya pelan agar bayangan sialan itu benar-benar sirnah dari otaknya. Dering ponselnya membuat Lula menghentikan aksi pukul memukulnya. Ia bergegas meraih ponselnya yang berada diatas nakas. Matanya membulat total saat melihat dua belas panggilan tak terjawab dan dua puluh notifikasi pesan singkatnya. Dan itu artinya dia sudah- "Oh my god..."Lula memukul kepalanya dan segera berlari meraih handuknya. Tergesa sampai tidak menyadari jika pintu kamarnya tidak terkunci. Bukan Lula namanya jika tidak ceroboh. Dengan santainya Lula berjalan keluar dari kamar mandi hanya dengan mengenakan handuk yang melilit tubuhnya. Lula berjalan kearah almari pakaiannya. Memilah satu persatu baju yang akan ia kenakan dipesta ulang tahun sahabatnya. Lula berjinjit karena dress yang akan ia kenakan berada tepat dilipatan paling atas. Menyusahkan! Bukan Lula kalau tidak memprediksi apa yang akan terjadi. Alhasil handuk yang ia kenakan melorot sempurna. "Astaga!" Dan disaat bersamaan Lula mendengar pintu kamarnyanya terbuka. Dan Pletak... "Hei..!!!" Geval menekan kuat keningnya yang terkena sabitan hels Lula. "Apa yang kau-" Melihat Lula yang hanya mengenakan handuk Geval segera membalikkan badannya,memunggungi Lula"kenapa kau melemparku?" "Maaf....abis situ kagak mau ketok pintu..!!terpaksa deh lempar barang seadaanya. Terbuktikan saat Lula lempar situ langsung kagak bisa ngelihat.."Lula segera meraih pakaian seadannya memakainya begitu saja. Asal ketutup semua. Jangan tanya bra ama celana dalem pakek kagak?jawabannya kagak. Bener juga sih...tapi.mubazir tuh..kan jadinya gak bisa liat yang bening-bening dikit... Geval tersenyum dan segera kembali membalikkan badannya"kalo lihat sedikit aku fikir tidak masalah.." "Enak saja...mau ini heh?"Lula mengepalkan tangannya tepat didepan wajahnya. Membuat Geval menelan ludahnya. Meraba pipi yang selalu terkena bogeman mentah dari Lula. "Ngapain kekamar Lula?" "Ah...aku cuma ingin menanyakan paper bag yang kau bawa tadi pagi.." Lula mengeryitkan keningnya. Tadi pagi nolak mentah-mentah pakek bentak-bentak. sekarang enak amat mau minta paperbag sialan itu lagi.. "Gimana?ada nggak?" Lula tersenyum licik"kagak ada...udah Lula buang..." "Jangan macam-macam Lula.." "Kagak...cuma satu macem doang..."Lula membalikkan badannya berniat mengambil paperbag. Namun Geval berfikir lain. Pria itu segera menarik Lula hingga terhuyun dan hilang keseimbangan. Alhasil. Gubrak.. Lula terdampar dilantai beralaskan karpet tebal. Sedang Geval hanya mampu ternganga melihat posisi Lula yang terlentang dilantai. Geval meringis seakan ikut merasakan sakit pada punggungnya"sakit?" Kampret bener nih orang.... "Gevallll...." Geval segera berlari keluar sebelum mendapat hadiah menarik dari Lula. Tanpa ia sadari Meyla menyaksikan keakraban mereka hanya bisa meremas ujung dressnya. Menatap sengit kearah kamar Lula. Seharusnya aku...bukan kau Lula... Melihat Meyla yang bersungut-sungut ibu mertuanya segera menghampiri Meyla"kau kenapa?"ucapnya ketus. Dia adalah Laddy terry semua maid memanggilnya dengan sebutan Lady killer. Karena tatapannya yang sangat tajam,setajam cuter. Mulutnya yang bawel,sikapnya yang cerewet namun dibalik itu semua ia mempunyai hati yang sangat-sangat baik. Terbukti saat ia bertemu dengan Lula. Saat mendengar cerita yang sebenarnya. Laddy terry berubah total sikapnya. Menjadi lebih jutek dan sengit kepada menantu satu-satunya. Anggap saja kagak setuju gitu... "Momm.."Meyla tergagap melihat Lady yang tengah berdiri disampingnya. Mampus Laddy killer...ngapain sih pakek acara dateng segala.. "Kenapa kau menatapku seperti itu?ah..jangan bilang kau tidak suka akan kehadiranku..??" "Ti-tidak..."Meyla berusaha tersenyum semanis mungkin dan seramah mungkin. Namun tetap saja yang palsu akan tetap kelihatan...berbeda dengan yang asli...seperti halnya Lula... "Tante Laddy!!"Lula tersenyum sangat manis saat melihat Laddy. Wanita paruh baya yang selalu bersikap baik kepadanya. Entah karena apa. "Hai sayang...!!"Laddy memberikan bingkisan yang sengaja ia bawa dari Hongkong untuk Lula"ini buatmu...khusus untukmu..." Lula menatap Meyla,ia benar-benar merasa tidak enak kepada kakaknya. Saat mendapat anggukan samar dari Meyla. Lula segera meraihnya. Dan kembali tersenyum manis"terimakasi banyak tante..." "Your welcome...babe.." "Ah...maaf tante...Lula harus segera pergi..maaf tidak bisa menemani tante Laddy."Lula segera memeluk Laddy dan juga Meyla,bertanda ia akan segera pamit undur diri. Kini Laddy kembali tersenyum sinis kearah Meyla"ingat Meyla...!!sekuat apapun kau berusaha. Sebisa apapun kau melangkah dan senekad apapun kau berbuat..!!jodoh tidak akan tertukar...!!untuk sekarang memang belum ada apa-apa. Tetapi tunggu...tunggu saja. Karena Laddy killer akan selalu menjadi malaikat penolong Lula.." Meyla mengertakkan giginya. Tidak ada lagi senyum ramah. Ingin rasanya Meyla membunuh wanita tua yang selalu merusak semua rencananya. Dan kali ini Meyla bertekad jika ia tidak akan gagal untuk kesekian kalinya. "Tunggu...tunggu saja nenek sihir..." Meyla ingin berteriak namun lagi-lagi imej anggunnya tidak memperbolehkan itu. Ya elah...yakin kuat Mey?ati-ati darah tingginya kumat kalo nahan emosi...sama halnya nahan kentut...kagak enak banget bray... ______________________________________ Jangan lupa abis baca...tinggalkan vote sama komennya...bagus kagaknya cerita nih.. kalo bagus lanjut kalo kagak bubar....icikiwir.... Wassalam... ______________________________________
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD