Part 4

612 Words
"Ya ayah..."lula segera menutup panggilan telfonnya. Menatap nanar telfon yang berada ditangannya. Astaga!apa lagi ini? Melihat expresi wajah muram Alula Meyla segera mendekat. Dan ikut duduk tepat disampingnya"apa yang kau fikirkan..?" Lula berusaha menyunggingkan senyumnya,meski didalam hati ia merasa sangat-sangat tertekan"ayah menelfon lagi.." "Untuk apa?" "Mama meminta uang lagi..!!"jawab Lula dengan expresi sedihnya. "Untuk apa?"sejujurnya Meyla tau apa yang terjadi namun ia masak bodoh dengan itu semua. "Entahlah..dan ayah mengatakan padaku jika dirinya ingin berpisah dengan mama"meski wanita itu bukan ibu kandungnya namun Lula sangat menyayanginya. Namun tidak dengan wanita yang ia sebut mama. Wanita itu seakan muak melihat wajah Alula. "Sudahlah...biarkan saja mereka.. !sebaiknya kau fokus pada kuliahmu saja.." "Kakak..." "Ya?" "Emmm...tidak jadi.."Lula mengurungkan niatnya untuk bertanya perihal masalah yang tadi pagi ia dengar dari balik pintu kamar Geval. Meyla sepertinya engan menanggapi ucapan Lula. Terbukti saat ia hanya mengherdikkan bahunya. "Ah ya...apa kau bisa membantuku?" "Apa?" Meyla menyerahkan paper bag yang ia bawa kepada Lula. "Berikan ini.." "Jangan bilang untuk pria b******k itu kak..!!"Lula sufah bersiap-siap ingin kabur namun saat melihat mata indah Meyla yang seakan memohon membuat Lula kembali duduk"baiklah.." Meyla mengulas senyumnya"terimakasih...kau selalu mengerti akan keadaanku..." Lula hanya bisa menggelangkan kepalanya. Ia benar-benar tidak menyangka jika otak Meyla bisa setolol itu. Ayolah Mey...apa kau tidak malu selalu mengemis cinta kepada b******n itu...Lula geram namun apa daya jika cinta sudah membutakan saudaranya. Makan tu cinta...kenyang gak tu? Yang ada malah bikin makin laper bray.. **** Lula menghentakkan kakinya. Ia menatap malas gedung tinggi yang berada tepat didepannya"hallo...sky word..!!kita bertemu lagi...semoga saja kali ini aku tidak menghajar bos besarmu lagi.." Lula berceloteh kepada gedung yang menjulang tinggi. Astaga! Apa Lula sudah mulai gila?jawabannya ya. Dan itu karena Meyla. Lula melangkahkan kakinya masuk kedalam gedung sky word. Tidak lupa ia menyapa setiap karyawan yang berpapasan dengannya. Tepat didepan elevator Lula berpapasan dengan pria yang sangat tidak asing. Lula terus saja menatap pria yang kini sudah menjauh dari elevator. Masih dengan expresi mengingatnya Lula menghentak-hentakkan sebelah kakinya. Mulut berkomat kamit mata menelaah jauh. Hingga tak sadar jika pintu elevator sudah terbuka lebar. "Apa yang kau lakukan dikantorku?" Suara tegas Geval membuat Lula menatap tajam pria itu. "Ini.." Lula memberikan paper bag yang berada ditangannya. Pemikirannya masih terus fokus pada pria yang keluar dari elevator tadi. "Kenapa kau memberiku ini?"tanya Geval heran. "Meyla menyuruhku.." Geval terkekeh"apa kau pesuruhnya?aku sudah mengatakan padamu jika aku tidak mau lagi melihat barang apapun yang Meyla titipkan kepadamu..." "La..trus?mau aku apakan ini?" "Apa peduliku..??"Geval segera meninggalkan Lula yang masih berada didalam elevator. Geval berjalan menuju ruangannya tanpa tau jika Lula mengikutinya dari belakang. Saat Geval ingin membuka knop pintu. Dering ponselnya menghentikan langkahnya. Masih tetap sama Geval tidak sadar akan kehadiran Lula yang berdiri tepat dibelakangnya. "Untuk apa lagi kau menelfon?apa uang yang aku berikan masih belum memuaskannya juga?" Entah siapa yang menelvon Geval. Lula masih tetap saja berada dibelakang pria itu. Hingga Geval kembali berbicara kepada orang yabg disebrang ponselnya"katakan kepada Lisa jika aku bukan ATM berjalannya.." Lisa?bukankah itu nama mertuanya?Lula semakin penasaran dengan siapa sebenarnya Geval menelfon. Lagi-lagi Geval membentak seseorang yang tengah berbicara disebrang ponselnya"Lando...sudah aku katakan padamu.. jika Lisa meminta lebih. Aku akan menceraikan anaknya sekarang juga...!!" Geval melempar ponselnya dan segera meraih knop pintunya masuk begitu saja tanpa menyadari keberadaan Lula yang masih termangu didepan pintunya. "Lando?apa pria itu pesuruh mama?ah.."Lula mengusap wajahnya dengan sangat kasar. Lula sudah ingat siapa pria yang berpapasan dengannya tadi. Perlahan Lula memungut ponsel Geval. Beruntung ponsel itu tidak rusak. Lula kembali menghidupkan ponsel Geval. Dan sayangnya ponsel Geval terkunci. Perlahan Lula membuka pintu rungan Geval. Dan sial.... Lula melihat Geval tengah membetulkan celananya. Sepertinya Geval habis dari kamar mandi. Dan sayangnya Lula hanya bisa melihat dalaman yang Geval kenakan. Mubazir kalo kagak dilihat...cihuy... "LULA...!!!" Geval berteriak kencang saat melihat Lula yang memandang kearah resletingnya. Dan Lula hanya bisa nyengir kuda karena kedapatan memperhatikan celana Geval. Bersambung....jangan lupa...vote dan komennya...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD