Kepalanya terasa mau pecah. Dia tidak pusing mengenai kehadiran pelakor itu ke rumah mereka, tetapi dia pusing memikirkan harga diri keluarga sang Mama akibat dampak dari kelakuan berengsek papanya. Akhirnya, bangkai terbongkar juga. Apa yang ia tutupi selama setahun lebih mulai terkuak. Berawal dari pengakuannya terhadap sang Mama. Kemudian, mamanya memilih untuk memaafkan. Lalu, pelakor itu mulai berani menampakkan wujud asli di hadapan keluarga mamanya. Benar-benar membuatnya hilang kendali diri. Sebenarnya, ia tadi ingin menghajar pelakor itu hadapan papanya. Namun sayang, ia masih memiliki hati nurani. Kalau bukan karena tatapan sang Mama, mungkin Naswa akan menghabisi pelakor itu sampai babak belur. Atau paling tidak pelakor itu menyeret kaki dan memohon maaf di kaki sang Mama. Mu