Pemakaman

1930 Words
Kediaman Keluarga Larkin Suasana kediaman keluarga Larkin terasa ramai dengan orang para pelayat yang datang untuk menghadiri penghormatan terakhir kepada dokter Larkin, sekaligus pemakamannya. Josephine dan kedua anaknya duduk di barisan paling depan dengan mengenakan pakaian hitam-hitam. Wajah ketiganya terlihat dingin dan tidak terlihat mata yang sembab, karena berduka. Peti mati dokter Stephen Larkin, terbuat dari kayu yang kuat dan mahal. Semua yang terbaik dan mahal untuk acara pemakaman dokter Larkin. Jack telah mengundang pemain musik profesional untuk mengiringi prosesi pemakaman ayahnya dan juga ia sudah mempersiapkan prosesi pemakaman yang mewah untuk almarhum ayahnya, yang akan dilakukan pukul 11.00. Markas Kepolisian Kota Tua, pukul 09.00 Monza dan Miller mendatangi pimpinan mereka, Phillippe untuk berdiskusi mengenai bukti baru kasus dokter Stephen Larkin. Keduanya mengatakan, berdasarkan pengumuman yang dikeluarkan oleh pihak keluarga di stasiun televisi mengatakan bahwa pada hari ini akan dilangsungkan proses pemakaman. Phillippe terlihat menggaruk kepalanya, sungguh penemuan bukti baru yang sangat penting di saat yang penting. Bagiamana caranya, agar prosesi pemakaman dokter Larkin ditunda dahulu untuk dilakukan otopsi. oil PP Kediaman Keluarga Larkin Monza dan Miller membuka pintu yang menjadi tempat penghormatan dokter Larkin diadakan. Keduanya berjalan dengan langkah tegap memasuki ruangan tersebut dan menghampiri keluarga Larkin yang duduk di barisan depan, dekat dengan peti jenazah dokter Stephen Larkin. Monza dan Miller menyapa Josephine, Jack dan Samuel. Millerlah yang kalah dalam permainan, siapa yang harus menyampaikan berita baik, sekaligus berita buruk untuk keluarga almarhum dokter Larkin. Miller mengeluarkan surat perintah dilakukannya otopsi pada jasad dokter Larkin dan juga surat perintah dilakukannya di rumah ini. “Dapatkah kita berbicara sebentar, di tempat yang jauh dari pendengaran orang lain.” Jack pun menyetujui, ia mengajak Miller dan Monza menuju ke ruang kerjanya yang jauh dari pandangan dan pendengaran orang yang penasaran dengan kedatangan dua orang detektif pembunuhan pada acara pemakaman dokter Stephen Larkin. Ketika mereka semua sudah masuk ke dalam ruang kerja Jack. Jack yang memang terkenal sebagai pria pemberang dengan galak bertanya kepada Monza dan Miller, “Apa-apaan kalian ini. datang dengan membawa surat perintah dilakukannya otopsi dan juga penggeledehan rumah kami.” “Pasti kalian hanya mencari-cari alasan saja dengan mengatakan menemukan bukti baru, untuk mengacaukan acara pemakaman ayahku dan membuat keluargaku menjadi malu.” Monza dan Miller memahami kemarahan Jack, karena apa yang dikatakannya masuk akal. Mengapa, satu minggu setelah kematian dokter Stephen Larkin dan pada saat hari pemakamannya keduanya baru datang dengan membawa bukti, tetapi begitulah dan fakta memang berbicara, kalau keduanya baru saja menemukan buktinya. Miller menatap Jack dengan tenang dan berkata, “Aku tahu, kamu pasti akan marah dan menganggap kami seperti itu, tetapi percayalah, kami pun baru saja mendapatkan bukti ini.” Monza mengeluarkan copy surat yang ditulis tangan oleh dokter Stephen Larkin kepada Jack dan diterima Jack, yang dengan cepat membacanya. “Hmm, baiklah!, aku mewakili ibu dan adikku setuju untuk dilakukan otopsi pada jenazah ayahku. Namun, aku minta semuanya dilakukan secara rahasia dan tertutup. Tidak boleh bocor ke luar, hanya orang-orang yang berkepentingan saja yang boleh mengetahuinya dan apabila hal ini sampai bocor ke luar, maka aku akan menuntut kalian.” Monza dan Miller pun setuju dengan permintaan dari Jack. Mereka berjanji akan merahasiakannya dari siapa saja. Jack terdengar menghubungi seseorang melalui saluran telepon dan memberikan beberapa perintah kepada orang tersebut. Jack kemudian mengakhiri panggilan telepon itu, ia lalu berbalik menghadap Monza dan Miller. “Aku sudah memerintahkan kepada anak buahku untuk menukar peti mati ayahku dengan peti mati kosong dan salah seorang anak buahku yang mengemudikan mobil peti mati yang berisi jasad ayahku akan mengantarkannya ke markas kepolisian Kota Tua, kalian dapat mengikuti mobil itu nantinya.”. Monza dan Miller pun berterima kasih kepada Jack yang mau bekerjasama dengan mereka. “Aku merahasiakan hal ini dari ibu dan adikku, karena apabila ibuku mengetahui kalian akan mengotopsi jasad ayahku, ia pasti akan marah besar. Setelah selesai melakukan otopsi, aku minta kepada kalian untuk langsung mengganti peti mati kosong dengan peti mati yang berisi jasad ayahku.” “Sekarang menyingkirlah kalian dariku!, kehadiran kalian hanya membuatku merasa kesal.” Usir Jack kepada Monza dan Miller. Keduanya pun langsung saja pergi meninggalkan Jack yang masih berdiri di ruang kerjanya. Jack merasa perlu waktu beberapa menit untuk meredakan kemarahannya, sebelum ia kembali bergabung dengan ibu dan adiknya. Diambilnya anggur dan dituangkannya ke dalam gelas dan Jack pun meminumnya dengan tenang. Merasa kemarahannya sudah reda, Jack pun ke luar dari ruang kerjanya dan menuju ke tempat di mana ibu dan adiknya berada. Sesampainya Jack di ruangan yang menjadi tempat penghormatan terakhir ayahnya Jack langsung mendapatkan tatapan penuh tanya dari ibu dan adiknya. Jack bersuara dengan pelan, agar hanya ibu dan adiknya saja yang bisa mendengar, “Tidak mengapa, mereka datang hanya untuk memastikan semuanya berjalan dengan lancar dan aman.” Beberapa saat kemudian, peti jenazah pun diangkat menuju ke mobil yang sudah dipersiapkan. Karena yang mengatur semua urusan pemakaman adalah Jack, mereka tidak merasa curiga sama sekali ketika ada mobil yang sama di sebelah peti mati dokter Larkin. Lokasi Pemakaman Monza dan Miller berdiri diantara para pelayat. Keduanya mencoba untuk mencari seseorang yang terlihat mencurigakan. Namun, sepanjang acara penguburan, dari awal hingga selesai tidak ada sesuatu pun yang mencurigakan di mata keduanya. Mobil yang membawa peti jenazah dokter Larkin menuju ke ruangan otopsi, tempat di mana dokter Arsen sudah menunggu, mendapatkan pengawalan dari polisi yang menyamar. Monza dan Miller meninggalkan areal pemakaman. Keduanya menuju ke ruangan dokter Arsen dan melihat apakah ia sudah selesai melakukan otopsi. Keduanya, kemudian masuk ke dalam ruangan dok. Arsen dan keduanya melihat pria paruh baya itu memegang pisau bedah dan kemudian meletakkannya pada wadah khusus menaruh peralatan untuk keperluan pembedahan. Tanpa melihat Monza dan Miller dok. Arsen berkata, “Mengapa kalian datang tepat waku?, atau jangan-jangan kalian menungguku selesai melalukan otopsi ini, sedari tadi.” Monzalah yang menyahut, “Jangan besar kepala, ya dok. Kami baru saja tiba di ruanganmu.” Dokter Arsen berjalan menuju ke wastafel dan mencuci tangannya dengan sabun sampai bersih. Ia kemudian berjalan menghampiri Monza dan Miller. “Aku akan memberikan hasil visumnya, Dapat kukatakan kepada kalian, kandungan obat yang kutemukan di tubuh dokter Larkin sama dengan apa yang pernah diminum oleh pelayan di rumah dokter Stephen.” “Sungguh menarik dan siapakah orangnya yang sudah memberikan obat pada minuman yang diminum oleh dokter Stephen Larkin. Terima kasih dok. Arsen atas keteranganmu.” Monza dan Miller menunggu beberapa saat hingga dok. Arsen selesai menuliskan hasil visum almarhum. “Oh, iya dok!. Apakah kau sudah selesai melakukan otopsi?, kalau sudah selesai kami akan langsung mengantarkan mayat ini ke pemakaman untuk dikuburkan, sesuai dengan janji kami kepada anak dari dokter Stephen.” “Aku sudah selesai melakukan otopsi, kalian bisa membawanya untuk dikuburkan.” Monza dan Miller dengan dibantu oleh dua orang petugas polisi, kemudian membawa peti mati dokter Stephen menuju ke mobil yang tadi membawa peti tersebut. Miller juga sudah menghubungi Jack dan mengatakan kepadanya, kalau peti yang berisi jasad ayahnya sedang dalam perjalanan menuju ke pemakaman. Areal Pemakaman Tak lama kemudian, iringan mobil pengangkut peti mati dan juga mobil yang dikemudikan oleh Monza pun sampai di lokasi. Monza dan Miller pun turun dari mobil mereka, begitu juga dengan sopir yang membawa peti tersebut. Beberapa orang suruhan Jack datang menghampiri mereka dan mengeluarkan peti tersebut dari dalam mobil lalu membawanya menuju ke makam yang tanahnya masih basah. Beberapa orang terlihat mengeluarkan peti kosong yang tadinya menggantikan peti berisikan mayat dokter Stephen Larkin. Selesai dengan proses penguburan dokter Stephen Larkin, Monza dan Miller mengucapkan terima kasih kepada Jack dan mereka akan melakukan investigasi ke rumahnya besok. Di saat tamu-tamu yang tadi memenuhi rumah mereka sudah pulang. Jack pun mempersilahkan kepada Monza dan Miller untuk melakukan tugas mereka, selama tidak mengganggu pekerjaannya. Mereka semua cepat-cepat kembali masuk ke dalam mobil, karena salju kembali turun, meski hanya butiran salju yang tipis, tetapi kalau berlama-lama di luar pada saat salju turun seperti ini, bisa-bisa mereka menjadi sakit. ……………….. Kediaman Keluarga Larkin Pagi harinya, Monza dan Miller sudah berdiri di depan pintu rumah keluarga Larkin yang terpandang dengan membawa surat perintah penggeledehan. Keduanya berdiri selama beberapa saat menunggu pintu yang ada di depan mereka terbuka. Monza menjadi geram, karena mereka sudah menekan bel dan menunggu di bukakan pintu selama lebih dari lima menit, tetapi pintu tidak juga terbuka. “Kalau dalam waktu satu menit lagi, pintu ini masih juga tidak terbuka, maka aku akan memberikan peringatan kepada mereka yang berada di dalam dan membuka pintu ini dengan paksa.” Sementara itu, Josephine tersenyum melihat dua orang detektif yang terus saja datang mengusik ketenangan keluarganya, meskipun ia sudah melakukan penolakan mereka untuk melakukan investigasi di rumahnya. Tetap saja mereka datang kembali dan membuat ia merasa pintu kepada kedua detektif tersebut. Kedua anaknya tidak akan mengetahui apa yang dilakukannya. Jack pasti sudah berangkat ke peternakannya, sementara Samuel sudah kembali ke apartemennya di Kota Tua, sejak kemarin sore. Josephine, pada akhirnya tidak tahan juga dengan jeritan bel pintu rumahnya yang terus saja berbunyi. Ia memerintahkan kepada salah seorang maid untuk membukakan pintu. Josephine pun ke luar dari dalam kamarnya dan menuju ke ruang tengah untuk menunggu kedatangan kedua tamu yang tidak diharapkannya di sana. Monza sudah hendak memberikan peringatan, ketika pintu yang tadinya tertutup kini terbuka dan memperlihatkan seorang pelayan wanita yang merasa bersalah, karena membiarkan tamu di rumah ini menunggu lama. Pelayan itu menjadi takut, ketika mengetahui bahwa tamu yang tadi menekan bel pintu adalah pasangan detektif pembunuhan yang menatapnya dengan tajam. Monza menurunkan tangannya yang hendak menekan bel pintu kembali. “Mengapa lama sekali, kami baru dibukakan pintu?. Apakah kalian semua begitu sibuk atau telah kehilangan pendengaran kalian semua?” Dari arah belakang maid tersebut terdengar sebuah suara dengan nada dingin, “Saya yang memerintahkan kepada mereka semua untuk tidak membukakan pintu bagi kalian berdua. Saya heran dengan kalian, apakah tidak mengerti dengan apa yang saya katakan, kalau saya menolak dilakukannya investigasi di rumah ini.” “Maaf, dokter Josephine, tetapi kami melakukan investigasi kemari atas permintaan almarhum suami anda sendiri.” Sahut Miller dengan tenang. “Aku tidak percaya, suamiku berkata seperti itu. Bagaimana mungkin mayat dapat berbicara dan meminta kepada kalian untuk melakukan penyelidikan. Kalian berdua, sepertinya sudah menjadi gila.” Monza berhitung sampai 10, untuk menahan ledakan emosinya, “Maafkan kami, dokter. Namun, kami tidak berbohong, Kalau almarhum suami anda sebelum meninggal sudah membuat surat dan meminta, kalau terjadi sesuatu yang buruk dengan dirinya, maka ia meminta untuk dilakukan penyelidikan.” Monza menyerahkan copy surat pernyataan dari Stephen, sebelum ia meninggal dunia. “Itu adalah copy surat yang dibuat oleh dokter Stephen dan diberikan oleh seseorang kepada kami. Asli dari surat tersebut kami simpan dan kami sudah menyelidiki keasliannya. Kami juga membawa surat perintah penggeledehan yang sudah disetujui oleh atasan kami, dokter Josephine.” Dokter Josephine pun menerima salinan surat yang diberikan oleh Monza dan membacanya. Ia mengenali, kalau itu adalah tulisan tangan dari suaminya. Mengapa suaminya membuat surat itu sebelum ia meninggal?, sebenarnya apa yang terjadi?” Batin dokter Josephine. “Baiklah, kalian boleh masuk dan melakukan penggeledehan di rumah ini. Kurasa kalian tidak akan menemukan apapun, yang ditulis almarhum suami saya bisa saja hanyalah khayalannya semata yang disebabkan oleh obat tidur yang diminumnya.” Monza dan Miller saling pandang, mereka tidak mengira, kalau istri dari dokter Larkin akan bersikap dingin dan terkesan terus menolak untuk dilakukan investigasi, yang membuat Monza dan Miller menjadi curiga kepada dokter Josephine, istri dari dokter Larkin. Monza dan Miller pun masuk ke dalam ruangan dan tempat yang pertama ingin mereka datangi adalah ruang kerja dokter Stephen Larkin. “Wah, ternyata kalian sangat penasaran dengan ruang kerja almarhum suamiku, sampai kalian melakukan berbagai cara untuk bisa masuk ke dalam ruang kerja suami saya.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD