Detektif Monza dan Miller yang telah berhasil mengungkap kasus pembunuhan berantai yang melibatkan siswi-siswi populer di Senior High School Valey, merasa tenang. Keduanya sedang menikmati waktu liburan mereka selama sebulan, setelah berhasil menuntaskan kasus tesebut.
Monza dan Miller, tidak mendengar adanya kasus yang berarti selama mereka pergi berlibur. Liburannya keduanya tidak terganggu sama sekali. Monza dan Miller memilih tempat berlibur yang berbeda. Monza pergi berlibur ke pantai bersama dengan kedua anak angkatnya,m sementara Miller memilih untuk berlibur ke pegunungan Alpen, di Swiss. Tidak terasa, besok Monza dan Miller sudah harus kembali ke markas mereka di kantor kepolisian Kota Tua.
Monza dan Miller pun, akhirnya bertemu kembali setelah menikmati liburan mereka yang panjang. Kedatangan keduanya di markas kepolisian Kota Tua disambut dengan candaan oleh rekan-rekan mereka, yang mengatakan, akhirnya pulang juga pahlawan Kota Tua.
Miller dan Monza berterima kasih atas sambutan yang hangat dari rekan-rekan kerja mereka. Keduanya kemudian masuk ke dalam ruang kerja mereka dan mulai membuka berkas-berkas yang ada di atas meja mereka.
Tidak ada kasus yang berarti yang harus mereka tangani, hanya kasus-kasus kriminal biasa saja. Monza dan Miller pun membuat beberapa catatan dari berkas kasus yang ada di depan meja mereka dan bersiap untuk melakukan investigasi.
Monza dan Miller, sedang berada di sebuah bar, untuk menangani kasus perkelahian yang kembali melibatkan putra dari tokoh ternama di Kota Tua, sekaligus pemilik peternakan sapi dan perkebunan jagung.
Miller dan Monza menghampiri Jack dan dengan terpaksa Miller memborgol tangan teman semasa di SMU dahulu. “Mengapa, kamu tidak pernah bosan selalu berkelahi?, apakah kamu tidak takut ini akan mempengaruhi citra dari peternakan yang kamu kelola?. Nanti para pelangganmu akan berpikir, pemilik peternakannya saja, suka berkelahi, pasti sapi-sapi miliknya juga dilatih untuk berkelahi dan suka mengamuk. Bagaimana kalau mereka semua membatalkan tender membeli sapi-sapi milikmu dengan alsan seperti itu.” Seloroh Miller yang merasa kesal, karena harus menahan dan membebaskan temannya ini secara berulang kali.
Monza tersedak mendengar candaan rekannya, ia selama bertahun-tahun bertugas dengan Miller tidak pernah mendengar Miller bercanda seperti tadi.
Beda dengan Monza yang menahan tawanya, Jack justru terbahak mendengar ucapan Miller dan berkata, “Wah, aku tidak menyangka, semenjak menjadi kepolisian, kamu ternyata bisa melawak. Seorang Miller yang kukenal adalah orang yang serius dan sulit untuk diajak bercanda.”
“Aku lebih suka, kalau kau berhenti membuat keributan di bar. Aku akan membuatkan kartu merah untukmu mengunjungi bar dan setiap bar akan kupasang pengumuman, larangan memperbolehkan kamu masuk, atau mereka harus membayar denda.” Kata Miller datar.
Jack menatap tidak percaya ke arah Miller, “Dan sampai berapa lamakah kamu akan memberikan larangan kepadaku untuk mengunjungi bar?” Tantang Jack kepada Miller.
“Sampai kau bisa berkelakuan baik dan berjanji tidak akan berkelahi lagi di dalam bar.” Sahut Miller ketus.
“Aku yang berkelahi di bar, kenapa kamu yang repot?. Aku bisa membayar uang jaminan untuk kebebasan diriku, karena aku juga bisa menyewa pengacara yang terbaik.” Sahut Jack, sambil berjalan menuju ke mobil tahanan polisi.
“Justru itu, aku khawatir uangmu akan habis untuk membayar uang jaminan dan pengacara terus menerus. Cobalah bersikap dewasa, kurangi sifat temperementalmu.” Kata Miller lagi, sambil memegang kepala Jack saat masuk ke dalam mobil tahanan polisi.
“Mengapa kamu bersikap seperti pengasuhku?, apakah kamu menyukaiku?” Teriak Jack dari balik mobil tahanan dan mendapatkan tatapan tidak suka dari Miller yang langsung menutup pintu mobil tahanan dengan kencang.
Monza menoleh ke arah Miller dan berdehem. Miller langsung saja mendelikan mata nya ke arah Monza, “Jangan berpikir yang aneh-aneh. Aku lelaki normal dan bukan penyuka sesama jenis.” Tandas Miller kepada Monza. Monza tertawa menanggapi kekesalan Miller.
Dua hari setelah peristiwa penangkapan Jack, yang hanya di tahan selama beberapa jam saja. Kota Tua dihadapkan pada peristiwa yang sangat mengejutkan. Monza dan Miller mendapatkan telepon dari peternakan keluarga Larkin.
Monza dan Miller pun langsung ke luar dari ruangan mereka dan menuju ke mobil patroli yang terparkir di halaman markas kepolisian Kota Tua. “Menurutmu, apa yang sudah dilakukan oleh temanmu itu di rumahnya kali ini?” Tanya Monza kepada Miller.
“Mungkin saja ia sedang berkelahi dengan salah seorang peternak miliknya. Jack yang temperamental dan pekerja yang lelah, merupakan perpaduan yang dapat memicu terjadinya pertengkaran, tetapi kita tidak mengetahui alasan pasti kita dipanggil ke peternakan tersebut.” Sahut Miller.
Dalam waktu dua puluh menit, mobil yuang dikemudikan oleh Miller sampai di depan pekarangan rumah keluarga Larkin yang penuhi banyak bunga. Keduanya langsung turun dan menaiki undakan rumah keluarga Larkin.
Monza dan Miller merasa heran, karena pintu rumah dibiarkan saja terbuka. Keduanya pun masuk ke dalam dan mereka mengikuti arah suara terdengar. Semakin mendekati sumber suara tersebut, keduanya pun semakin nyaring mendengar suara tangisan.
Monza dan Miller masuk ke dalam sebuah ruangan dan mereka melihat dokter Stephen Larkin terbujur kaku di atas tempat tidurnya dengan mata yang melotot. Monza dan Miller meminta kepada mereka yang berada di ruangan tersebut untuk ke luar. keduanya akan melakukan pemeriksaan.
Monza mengangkat teleponnya dan menghubungi dokter Arsen, dokter kepolisian yang selama ini selalu setia bekerja dengan Monza dan Miller. Monza meminta kepada dokter Arsen untuk segera datang ke peternakan keluarga Larkin, karena dokter Larkin telah meninggal dunia, tetapi mereka tidak dapat memastikan apakah dokter Larkin meninggal karena dibunuh ataukah karena bunuh diri.
“Menurutmu apakah dokter Larkin melakukan bunuh diri?” Tanya Miller kepada Monza yang berjalan mendekati jasad dokter Larkin.
“Kalau kita hanya melihat sekilas dan tidak melakukan penyelidikan, maka kita dapat menduga dokter Larkin meninggal karena bunuh diri, dilihat dari ciri-ciri pada korban, tetapi bisa juga dokter Larkin meninggal kerena dibunuh.
Monza dan Miller kemudian ke luar dari kamar yang ada jasad dokter Larkin. Keduanya meminta kepada para pelayan dan seluruh penghuni rumah ini untuk berkumpul. Setelah semua penghuni rumah tersebut berkumpul, Monza dan Miller mengambil buku catatan mereka dan siap untuk mencatat pernyataan dari orang-orang yang ada di rumah tersebut.
“Siapakah yang terakhir kali terlihat bersama dengan dokter Stephen? dan siapakah yang pertama kali menemukan dokter Stephen dalam keadaan tersebut?” Tanya Monza kepada penghuni rumah tersebut.
“Saya lah yang menemukan suami Saya, terbaring di atas tempat tidur kami. Saya baru saja pulang bekerja.” Sahut Josephine, istri dari almarhum dokter Larkin. “Dan Saya tidak mengetahui siapa yang terakhir bersama dengan almarhum suami Saya.” Tambahnya lagi.