Wajah dingin dengan jakun yang begitu ketara menonjol di area sekitar rahangnya, hingga otot-otot kuat itu membentuk dengan begitu indahnya. Hazel milik cowok yang bernama Farlten kini tengah menatap lurus sosok cewek yang sedang mencari sensasi di dalam ruang kantin tersebut.
Lev, yang awalnya tidak sadar jika Farlten juga berada di area kantin tersebut. Sebab yang ia tahu, Farlten hanyalah sosok cowok yang lebih suka menyendiri dan selalu menghindari tempat keramaian, contohnya seperti kantin saat ini.
Sejak dulu Farlten memang lebih suka dengan keadaan yang cukup sepi dan tenang seperti perpustakaan atau hanya akan memilih menetap di kelasnya ketimbang harus berbaur dengan temannya yang lain.
Ya … Farlten memang tidak begitu pandai dalam hal bersosialisasi, dan itu kelemahannya selama ini untuk mendapatkan sosok teman yang akan akrab dengannya. Hanya segelintir orang saja yang dapat dipercayai oleh Farlten dan salah satunya ialah kekasihnya yang bernama Abel, yang kebetulan juga Abel adalah teman dekat Lev, semasa waktu sekolah menengah pertamanya tersebut.
Dahulu mereka bersekolah di tempat yang sama, selama itu pula Lev hanya dapat mengggumi Farlten dalam diamnya, karena ia sendiri tahu bahwa Farlten adalah kekasih dari teman dekatnya tersebut. Hingga sebuah kesalahpahaman itu terjadi hingga membuat dirinya dan Farlten semakin berjarak.
Farlten yang menuduh Lev dalang dibalik kematian kekasihnya tersebut, sedangkan Lev sendiri tidak dapat menyanggahnya lantaran dirinya yang telah berjanji kepada Abel untuk menyembunyikan sesuatu hal dari Farlten. Dan ia juga sudah terlanjur megiyakan permintaan dari Abel tersebut sebelum sang takdir mengambil raga dean jiwanya.
Dalam perjanjian tersebut Abel mengatakan bahwa Lev harus menggantikan posisinya sebagai kekasih dari sosok Farlten jika dirinya sudah terpanggil oleh sang maha penciptanya. Bukan tanpa alasan Abel melakukan hal tersebut, jika bukan tak lain ia sudah mengetahui bahwa Lev juga mempunyai perasaan yang sama dengan dirinya untuk Farlten. Dan rasa Lev untuk Farlten sudah ada sebelum diri Abel mengenal Farlten.
Lev dan Farlten sudah kenal sejak mereka masih duduk di bangku taman kanak-kanak, namun keduanya tidak begitu akrab. Lantara sosok Farlten yang orangnya super cuek dan tidak peduli, begitupun dengan Lev yang orangnya sangat pendiam dan pemalu membuat keduanya sulit untuk memulai komunikasi.
Lain kebalikan dengan sosok Abel yang sangat periang, mudah bergabung, serta tak mudah tersinggung. Membuat dirinya terus berjuang tanpa henti untuk dapat meluluhkan hati Farlten, meskipun juga berbagai ungkapan sinis selalu dilontarkan oleh Farlten saat awal-awal pendekatan keduanya.
Lev yang sekarang terlihat jahat dan arogan, selalu berbuat seenak hati ialah sosok lain dari diri Lev yang sesungguhnya. Sejak ia dituduh sebagai pembunuh oleh Farlten padahal tidak ada bukti yang menyatakan hal tersebut dilakukan olehnya, membuat pemikiran Lev jadi berubah.
Lev hingga berpikir bahwasannya ‘Percuma ia menjadi sosok baik tapi selalu dituduh menjadi sosok pembunuh’ maka dari itu ia mengubah persepsinya yang awalnya terlihat baik kini menjadi jahat, biarlah dirinya menjadi jahat, toh juga sudah dianggap sebagai seorang pembunuh dari orang yang paling ia sukai itu sejak lama.
Lev sendiripun berani melakukan hal tersebut yang menjadikan dirinya sebagai sosok penguasa disekolahnya itu, sebab karena orang tuanya adalah donatur utama di sekolah tersebut dan beliau juga adalah pemilik yayasan sekolah Hight scool itu.
Jadi pikir Lev iya berhak dan bebas melakukan hal apapun yang diinginkannya, karena dari pihak sekolahpun tidak akan ada yang berani mengusir atau bahkan mengeluarkan dirinya dari sekolah tersebut, mungkin sang guru atau kepala sekolah tersebut hanya akan mampu memberikan dispensasi teguran lewat surat untuk orang tua Lev itu sendiri.
Tapi, Lev selalu membuang surat teguran tersebut ke tong sampah depan ruang kantor, yang berakhir dengan sangat terpaksa, sang guru yang akan turun tangan langsung menelpon orang tua Lev atau bahkan ada yang sampai gurunya itu datang langsung ke rumah Lev.
Selaku orang taunya, mendengar kabar buruk dari pihak sekolah tentang anaknya tersebut, membuat sosok keduanya orang tua itu memberikan pidato untuknya yang tak kunjung usai. Meskipun seperti itu, Lev sendiri tidak pernah kapok untuk bertindaj seenaknya.
⏺️⏺️⏺️⏺️⏺️
#BRAKKK
Suara gebrakan pada bidang datar dari tempat yang sedikit jauh dari pandangan Lev dan kawan-kawannya berada, gebrakan itu dapat menghentikan aksi biadap Lev yang tengah dilakukannya. Ekor mata Lev menyapu bersih seluruh ruang kantin tersebut, untuk mencari tahu siapa sosok yang telah berani menggangu aksinya.
Raut wajah Lev seketika berubah menjadi tegang setelah mengetahui sosok tersebut. Farlten! ya, sosok itu ialah Farlten. Dialah orang telah yang melakukan gebrakan pada meja tersebut. Sosok tampan yang mempunyai beribu pesona yang dapat menghipnotis kaum hawa yang melihatnya, tapi sayang memiliki sifat dingin dan tak mudah untuk dicairkan.
Begitu juga dengan Lev, yang seakan ikut terhipnotis oleh sosok cowok tersebut, bedanya ia terhipnotis bukan karena kepesonaannya, melainkan karena ia punya masalah kelam bersama sosok cowok tersebut, ada rasa ketakutan yang hinggap di dalam benaknya saat mata keduanya tak sangaja terkunci satu sama lain, hingga Lev tidak dapat beralih barang sedetikpun.
Aksi nekat perundungan yang dilakukan oleh Lev kepada sosok siswi berkaca mata itu akhirnya dapat dihentikan. Dan pusat perhatian semua orang yang berada di sana kini ikut teralihkan juga ke sebuah hal dimana Lev yang saat ini tengah beradu tatap sengit dengan diri Farlten.
Lev termasuk sosok cewek yang sangat terkenal akan kekejamannya dalam melakukan penindasan kepada siswa-siswi yang menurutnya layak dan patut untuk dirundung. Memanfaatkan siswa yang hanya mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan sekolahnya adalah hobi baru dari Lev itu sendiri. Tapi setelah sosok yang terkenal kejam itu bertatapan langsung dengan Farlten dirinya menjadi lemah, dan tak mampu untuk melakukan hal itu kembali.
Tubuh Lev kini menjadi kaku, disekujur tubuhnya juga ikut terkunci hingga tak dapat digerakkan kembali. Bibirnya yang selalu menlontarkan ucapan serapah kini menjadi kelu, dalam sepersekian detik Lev hanya menjadi patung yang bernyawa.
Sebisa mungkin Lev harus dapat menyembunyikan ketakutan dan kegelisahan dari orang sekitar, tapi nyatanya ia tak mampu melakukan hal tersebut, sebab kakinya kini mulai sedikit bergetar, rasanya Lev begitu takut sekali, walau hanya ditatap intens seperti itu oleh Farlten.
Kedua teman Lev yang mengetahui aksi perubahan dalam diri Lev yang menjadi aneh seperti itu, lantaran mereka berdua baru pertama kalinya mengetahui jika Lev juga bisa merasakan ketakutan dan terintimidasi.
Sebenarnya Lev juga tidak pernah menganggap keduanya sebagai sahabat, melainkan hanya sebagai dayang. Karena selama mereka berteman dan melakukan banyak interaksi didalamnya, membuat Lev jadi semakin tau jika kedua temannya itu hanya memanfaatkan identitas Lev yang sebagai anak dari pemilik Yayasan tersebut, dan memanfaatkan uangnya saja.
Selama ia bersekolah di tempat tersebut, sejujurnya Lev belum pernah bertemu dengan sosok teman yang benar-benar tulus sepeti Almarhumah Abel.
Hazel milik Farlten terus menatap lurus bola mata keunguan milik Lev. Akhir-akhir ini batas kesabaran milik Farlten benar-benar sangat diuji sekali. Farlten mugkin akan kuat jika diharuskan berlama-lama dalam satu waktu bersama Avelyn, meskipun dirinya selalu merasa risi tiap kali cewek tersebut dekat dengannya.
Tapi, jika diharuskan untuk berada satu tempat dan waktu dengan Lev walau hanya 5 menit saja, Farlten tidak akan pernah sudi.
Bagaimanapun suasana hati yang tengah dirasakan oleh Farlten jika di area sekitarnya tiba-tiba hadir seseorang yang bernama Lev, maka suasana yang awalnya baik-baik saja akan berubah menjadi buruk, apalagi keadaan yang saat ini dirinya sedang tidak baik, karena ocehan Avelyn yang sangat mengganggu dirinya semenjak tadi di kelasnya.
Tapi sekesal-kesalnya ia terhadap Avelyn masih bisa ia tahan, karena jauh didalam perasaanya ia merasa sedikit nyaman, tapi diri Farlten masih belum sadar akan hal itu.
Berbeda halnya jika sudah berkaitan dengan kehadiran Lev, maka ia bisa saja meluapkan emosinya kepada sosok tersebut, karena setiap melihat Lev bayangan masalalunya kadang selalu hadir menerpanya kembali. Padahal Farlten sendiri sudah dapat melupakan masalalu tersebut. Dan ia juga sudah melupakan Abel, mantan kekasihnya itu.
⏺️⏺️⏺️⏺️⏺️
Seorang siswa dengan nametag Farlten Adiereksa tengah bangkit dari tempat bangkunya berada, tangannya mengepal bahkan lebih kuat dari gebrakan pada meja yang ia lakukan tadi. Dari aksinya tersebut membuat semua orang berpusat penuh memperhatikannya, susanan kantin saat itu kini mejadi lebih mencengkamkan.
Avelyn yang berada satu meja makan dengan Farlten, ia sontak kaget atas apa yang telah dilakukan oleh Farlten tersebut. Avelyn yang sadar akan hal itu yang terjadi, membuat dirinya bergedik ngeri melihat perubahan diri dari Farlten yang tiba-tiba mirip seperti monster yang sedang menahan segala amarahnya.
Begitupun juga dengan Raeyhan, yang untuk pertama kalinya ia dapat menyksikan sosok Farlten yang meluapkan emosinya secara langsung dan dekat seperti itu, Sebelumnya Raeyhan juga sudah berpikir bahwasanya Farlten adalah sosok yang selain diam ternyata punya sisi lain yang jauh lebih menyeramkan juga.
Suasana kantin itu semakin terasa lebih mencengkamkan, semua siswi yang berada di kantin tersebut menyaksikan hal itu semakin ikut bergedik ngeri dengan perubahan raut diri dari Farlten yang begitu garang dan menyeramkan dalam penglihatan mereka.
Farlten mulai melangkahkan kakinya, jakunnya ikut bergerak mengikuti ritme langkah yang dialunkannya. Jakun yang menurut Avelyn sangatlah seksi itu. Dan terlihat saat ini … siapapun yang melihatnya mereka benar-benar terkesima oleh paras yang mempesona milik Farlten hingga Avelyn sendiri tidak sadar jika bibir tebalnya itu terbuka dan serta matanya tak berkedip sama sekali.
Sebegitunyalah ia kagum pada sosok targetnya tersebut. Wait! Avelyn melupakan sesuatu … bagaimana perasaannya dengan Mahesa, entahlah … Avelyn masih belum bisa konsisen dengan hatinya.
Untuk saat ini pesona Farlten lebih mendominasi hati dan pikiran Avelyn, tapi entah di suatu saat ia sendiri akan melabuhkan hatinya kepada siapakah yang tepat, bisa jadi pada Theodor atau mungkin Raeyhan, dan bisa jadi juga ke Erlan atau Jeff. Sebab takdir yang ada depan tidak ada yang penah tau bukan?!
Langkah Farlten kian semakin jauh dari arah Avelyn tapi semakin dekat dengan Lev, sudut bibir Avelyn terangkat karena menyakini bahwa Farlten akan segera membalas perlakuan Lev yang sudah sewenang-wenang terhadap siswi berkacamata itu. Lev patut diberi pelajaran yang setimpal dengan perbuatannya. Semua siswi yang berada di sana sangat antusias medukung aksi Farlten yang membuat tubuh Lev itu bergetar di tempatnya.
Semua perasaan Lev bercampur-aduk dan tidak karuan, sebisa mungkin ia berusaha untuk bisa menutupinya. Tapi, nyatanya sebesar apapun ia berusaha untuk dapat menutupinya, tetap saja tubuh itu bergetar dengan begitu hebatnya karena menahan takut setengah mati. Saat itu juga … Lev merasakan kakinya sangat begitu lemas dan ingin rasanya ia ambruk saat itu juga.
dari hal apapun hanyalah sosok Farlten kelemahan dari Lev saat ini, permasalahan masa lalu yang hingga saat ini belum kelar membuat diri Lev selalu terpojokan. Apapun yang dilakukan oleh Lev semuanya akan terlihat salah dimata sosok cowok tersebut. Sudut pandang Farlten ke Lev sudah tertutup akan sebuah hal kebencian yang mendalam terhadap siswi dangan paras cantik itu.
Saat ini, tepat satu langkah dihadapan Lev, Farlten menghentikan langkah kakinya. Semua pasang mata menunggu aksi selanjutnya dari Farlten … tidak dapat disembunyikan lagi, semua penghuni di kantin tersebut, saat ini tahu bahwa Lev tengah ketakutan dan merasakan posisi yang terancam.
Bulir air dalam pelupuk mata indah milik Lev berkumpul menjadi kesatuan di dalam wadah tampungan tersebut, yang mungkin jika Lev mengedipkan matanya satu kali saja maka bisa dipastikan buliran itu akan tumpah, saat itu juga.
Seperti Dejavu, Lev merasakan kembali pada sebuah keadaan dimana ia mendapatkan amarah yang berkobar dengan sorotan tatapan sinis yang begitu sangat mematikan. Farlten ialah orang yang termasuk sangat irit dalam hal berbicara kepada siapapun yang dilakakunnya hanya memjawab pertayaan yang diajukan oleh orang lain.
Tapi bedanya saat di masa itu, Farlten dengan garangnya ia menumpahkan segala emosi yang sudah ia tanam dan tahan semenjak lama. Dalam sebuah kalimat panjang berisi umpatan-umpatan yang sangat begitu menohok bagi hati Lev.
Hingga membuat dirinya tidak bisa berkutik lagi, lev sungguh-sungguh tidak diberi kesempatan untuk menyanggah setiap lontaran yang Farlten berikan. Hati Lev semakin bertambah teriris dikala Farlten dengan mudahnya melayangkan tangannya tersebut untuk menampar pipi Lev. Rasa perih itu menjalar dikeseluruhan bagian pipi Lev, rasanya ia ingin melawan tapi ia tidak punya cukup tenaga untuk dapat melakukan hal itu, selain hanya dapat meratapi pipi malangnya tersebut.
Dan saat ini, di kantin dan di depan semua orang yang berada disana, Lev harus siap kembali merasakan hal itu yang pernah terjadi di masalalunya. Tidak sanggup lagi untuk menatap sosok cowok yang dihadapannya saat ini, Lev-pun hanya dapat menutup kedua bola matanya, yang otomatis bulir air itu melolos begitu saja dari tempat penampung pelupuk mata indahnya tersebut.
Bukannya merasa iba, Farlten sendiri malah lebih kearah muak dengan sosok yang berada dihadapannya saat ini juga. Dengan teramat berat Farlten menarik napasnya dengan begitu dalam dan membuangnya secara kasar, hingga Lev dapat merasakan napas Farlten yang menyentuh penuh permukaan kulit wajahnya.
Tak disangka setelah Farlten membuang napasnya terseut, iapun langsung melenggang pergi melewati Lev begitu saja, tanpa mengucapkan sepatah kata apapun lagi … hingga semua orang yang berada disana ikut merasakan terkejut lantaran Farlten tidak melakukan suatu hal apapun, yang mereka kira akan membalas perbuatan Lev yang sudah sangat kelewatan dan tak bisa di tolerin lagi.
Dan … seketika harapan merekapun pupus sudah saat Farlten hanya melewati Lev begitu saja ....