Eurfo terus memacu partner setianya jauh di depan Ralin. Mereka mengambil jalan utama ibu kota agar lebih cepat. Jalan utama yang lebar dan lurus tanpa belokan-belokan itu bagai jalan tol saat tengah malam begini. Sepi sekali. Satu orang saja tak ada yang melintas. Semua pasti sudah terlelap. Rumah, penginapan dan toko-toko ditutup rapat dengan lampu padam. Hanya tersisa penerangan jalan yang juga tak terlalu terang. Jumlahnya pun sangat terbatas. Hanya ada satu setiap tiga meter. Langit begitu merah, menutup sempurna cahaya bulan. Mungkin sebentar lagi hujan akan turun. Bau tanah yang disiram air hujan sudah menguar entah datang dari bagian mana. Angin pasti menerbangkannya dari suatu tempat. Udara begitu dingin dan benar-benar mengikat. “Eurfo!” seru Ralin dari belakang. Di