“Bangun dan siapkan pedangmu, Rheno. Jangan sampai kau mati konyol di sini,” perintah Angkasa dengan nada kasar. “Berhenti membentak dan katakan apa yang terjadi!” balas Rheno tersinggung. Tapi dia tetap menuruti perintah Angkasa. Rheno cepat berdiri dengan menghunus pedangnya ke arah yang sama dengan Angkasa. Angkasa memberi isyarat agar Rheno tak bersuara dan berhati-hati. Keadaan masih mencekam untuk mereka berdua. Melihat Angkasa yang sewaspada dan tegang itu membuat Rheno tak meragukan apapun yang dikatakan Angkasa adalah benar. Dia juga merasakan suasana yang sangat mendebarkan ini meski tak tahu kenapa bisa begini dan siapa yang melepaskan panah kepadanya. Lama. Tak ada serangan lanjutan. Tapi Angkasa masih yakin seseorang di balik kegelapan itu masih t